Minggu, 11 Desember 2011

Jenis kata

Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:
1. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya buku, kuda.
2. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis, misalnya baca, lari.
Verba transitif (membunuh),
Verba kerja intransitif (meninggal),
Pelengkap (berumah)
3. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat.
4. Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang bukan kata benda, misalnya sekarang, agak.
5. Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda, misalnya ia, itu.
Orang pertama (kami),
Orang kedua (engkau),
Orang ketiga (mereka),
Kata ganti kepunyaan (-nya),
Kata ganti penunjuk (ini, itu)
6. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua.
Angka kardinal (duabelas),
Angka ordinal (keduabelas)
7. Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok:
preposisi (kata depan) (contoh: dari),
konjungsi (kata sambung) - Konjungsi berkoordinasi (dan), Konjungsi subordinat (karena),
artikula (kata sandang) (contoh: sang, si) - Umum dalam bahasa Eropa (misalnya the),
interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah), dan
partikel.

Minggu, 31 Juli 2011

Do'a Upacara Kemerdekaan

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللَّهِ وَبَرَكَا تُهْ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الْمُرْسَلِيْنَ. وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَا بِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَالْحَمْدُللَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Ya Allah, dengan rahmat dan kasih sayang – Mu, kami keluarga besar MTsN Kediri 2, melaksanakan upacara dalam rangka memperingati detik – detik proklamasi di tahun ini.
Ya Allah Yang Maha Rohman, dengan kebesaran – Mu, kami keluarga besar MTsN Kediri 2, bisa meneruskan perjuangan bangsa Indonesia, jerih payah yang dicapai untuk meraih cita – cita tidak semudah yang dibayangkan, dengan istilah : Membalik kedua telapak tangan, para pejuang untuk mencapai cita – cita dengan kucuran air mata, tetesan darah, demi mencapai cita – cita kemerdekaan bangsa Indonesia.
Ya Allah Yang Maha Rohim, Hanya dengan ridho – Mu bangsa Indonesia bisa menerima kemerdekaan. Sehingga bisa mengisi kemerdekaan dengan penuh pengabdian demi kejayaan : nusa, bangsa dan Negara.
Ya Allah Ya Aziz Ya Qodir, untuk mencapai cita – cita bangsa Indonesia memerlukan perjuangan yang sangat panjang, yaitu cita – cita mencapai kejayaan demi kesejahteraan lahir dan batin dengan waktu yang menantang.
Jauhkanlah Ya Allah, hindarkanlah Ya Allah, onak dan duri yang menghalangi bangsa kami, untuk menuju bangsa yang sejahtera : بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُوْرٌ
Ya Allah, kami sadar setiap dilaksanakan upacara detik – detik proklamasi yang merupakan titik awal perjuangan bangsa Indonesia, menuju bangsa yang merdeka, sejahtera, dan bahagia.
Kami sadar, segala rintangan dan halangan yang enghadang bisa sirna dan hilang, sehingga terpampang jalan kemudahan bagi bangsa Indonesia, Ya Allah kabulkanlah doa hamba – Mu.
اللَّهُمَّ لاَمَانِعَ لِمَا أَعْصَيْتَ وَلاَ مُعْطِيْ إِلاَّ مَنَعْتَ وَلاَرَآدَّ لِمَا قَضَيْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.
رَبَّنَاآتِنَافِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الْآخِرَةِحَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَالْحَمْدُللَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللَّهِ وَبَرَكَا تُهْ

Jumat, 27 Mei 2011

Apa itu hujan asam?

Hujan asam adalah hujan dengan pH air kurang dari 5,7. Hujan asam biasanya terjadi karena adanya peningkatan kadar asam nitrat dan sulfat dalam polusi udara. Hal ini biasanya terjadi karena peningkatan emisi sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) di atmosfer.

Polutan asam yang dapat menyebabkan hujan asam adalah polutan bahan bakar fosil (misalnya, minyak, batu bara, dll) yang ditemukan dalam kadar tinggi dari knalpot mesin pembakaran internal (misalnya knalpot mobil). Hujan asam juga dapat terjadi dalam bentuk lain seperti salju.

Hujan asam terjadi ketika gas-gas yang tercemar menjadi terjebak di dalam awan. Awan bisa melayang hingga ratusan bahkan ribuan kilometer sebelum akhirnya melepaskan hujan asam.

Apa ciri hujan asam?

Hujan asam biasanya sulit dibedakan dari hujan air biasa karena warna dan rasanya hampir sama.

Tapi kulit bisa merasakan hujan asam jika air hujan yang mengenai kulit langsung membuat gatal-gatal, memerah. Untuk orang dengan kekebalan tubuh rendah akan langsung mengalami pusing.

Apa bahayanya pada manusia?

Bahaya yang dirasakan oleh manusia juga tidak terjadi secara langsung, bahkan untuk beberapa orang yang tidak terlalu sensitif dengan perubahan pH, berenang di kolam yang sudah tercemar hujan asam tidak akan menyebabkan efek langsung, seperti dilansir epa.gov, Selasa (15/3/2011).

Tapi polusi yang menyebabkan hujan asam yaitu sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) dapat membahayakan dan merusak kesehatan manusia.

Gas-gas ini di atmosfer berinteraksi untuk membentuk sulfat halus dan partikel nitrat yang dapat dibawa hingga jarak yang jauh oleh angin dan terhirup jauh ke dalam paru-paru manusia.

Partikel halus juga bisa menembus ruangan. Banyak studi ilmiah telah mengidentifikasi hubungan antara peningkatan kadar partikel halus dan peningkatan penyakit dan kematian dini karena gangguan jantung dan paru-paru, seperti asma dan bronkitis.

Sedangkan efek ekologi hujan asam paling jelas terlihat pada pohon, danau, sungai, hutan dan hewan. Bahkan bangunan bisa mengalami efek korosif karena hujan asam, yang dapat merusak komponen pembangkit listrik, pabrik dan kendaraan bermotor.

Hujan asam dapat membunuh beberapa spesies ikan yang rentan dengan perubahan pH air dan menurunkan keragaman hayati. Selain itu, untuk pH rendah juga dapat meningkatkan level aluminium di dalam air yang dapat membuat ikan stres kronis dan keracunan.

Beberapa jenis tanaman dan hewan mungkin dapat menoleransi air yang asam. Namun bagi tanaman dan hewan yang sensitif, terutama spesies yang masih muda, hujan asam dapat membunuhnya.

Sabtu, 21 Mei 2011

SEJARAH PONDOK PESANTREN AL AMIEN

A. Sejarah Berdirinya
Ponpes Al Amin didirikan pada tahun 1995 oleh K.H. Muhammad Anwar Iskandar. Beliau mendirikan pondok pesantren ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk memberikan tempat yang sehat (suasana yang religius) dan mempunyai akhlaqul karimah kepada para pelajar agar mereka terhindar dari pergaulan yang tidak baik.
Di samping itu, diharapkan para pelajar dapat memperoleh ilmu agama dan umum secara seimbang serta dapat hidup mandiri. Mereka dapat belajar berinteraksi dengan lingkunganya baik sesama teman, masyarakat. Hal ini juga tidak terlepas dari keinginan masyarakat untuk menempatkan putra putrinya dalam pondok pesantren. Karena para orang tua khawatir anak - anaknya akan terjerumus dalam lingkungan yang tidak baik (pergaulan bebas) dan mengharapkan anaknya mendapatkan ilmu agama dan umum yang bermanfaat.

B. Perkembangan Pendidikannya
Pada awalnya pondok pesantren ini hanya mengkaji kitab-kitab klasik dan al-Qur'an. Baru pada tahun 1998 didirikan madrasah diniyah dengan sistem klasikal. Mereka yang mondok harus mengikutinya dan dibedakan antara santri satu dengan yang lain sesuai dengan kemampuannya dalam memahami kitab kuning.
Pada awalnya sekolah diniyah ini hanya ada tiga kelas dan mushalla adalah sebagai pusat proses belajar mengajar. Antara kelas 1, 2 dan 3 hanya dipisah oleh papan. Kemudian pada tahun 2004-2005 jumlah kelas menjadi 4 kelas, 1 sampai 3 tingkat ibtida' (awal) dan yang satu tingkat tsanawiyah. Pada tahun 2005 dibuka SMK Al-Amin. Sehingga dalam proses belajar mengajar menggunakan fasilitas tersebut, karena madrasah diniyah masuknya pada malam hari yaitu jam 19.00 wib. Adapun kepala sekolah diniyah adalah kyai Abdul Kholiq Ali dari Pasuruan.
Setelah kyai Abdul Kholiq Ali diganti oleh menantu K.H. Muhammad Anwar Iskandar yaitu H. Agus Fuad Fajrus Shobah dari Blitar, maka ada sedikit pergantian nama kelas, yang dulunya satu tsanawiyah diganti kelas empat ibtida' sampai sekarang, adapun jumlah kelas ada enam. Karena setiap ajaran baru santri bertambah banyak. Adapun jumlah santri sekarang sekitar 400 anak. Mereka berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Ciamis, Banyuwangi, Brebes dan lain-lain, dan ada juga yang dari luar Jawa seperti Riau dan Lampung.
Jadi perkembangan pendidikan di pondok pesantren Al-Amin ini sangat bagus. Yang dulunya belum ada diniyah dan sekolah formal, sekarng sudah ada.






Daftar Tabel I
Fasilitas Pondok Pesantren Al-Amin (Pondok Putra)

No. Nama Fasilitas Jumlah
1 Kamar Santri 10 kamar
2 Ruang Kantor 1 ruang
3 Ruang Tamu 1 ruang
4 Ruang Keamanan 1 ruang
5 Rentalan 1 ruang
6 Gedung Madrasah 6 ruang (menggunakan SMK Al-Amin)
7 Kantin 1 ruang
8 Dapur 1 ruang
9 Kamar Mandi / WC 8 kamar dan 1 ruang besar yang disekat menjadi 12 ruang kecil
10 Mushalla 1 bangunan
11 Lapangan sepak bola 1 area

Daftar Tabel II
Fasilitas Pondok Pesantren Al-Amin (Pondok Putri)
No. Nama Fasilitas Jumlah
1 Kamar Santri 30 kamar
2 Ruang Kantor 1 ruang
3 Ruang Tamu 1 ruang
4 Ruang Keamanan 1 ruang
5 Warnet 1 ruang
6 Kantin 1 ruang
7 Dapur 1 ruang
8 Kamar Mandi / WC 1 ruang besar yang disekat menjadi 15 ruang kecil
9 Aula 1 bangunan
11 Koperasi 1 ruang


Adapun keberadaan SMK Al-Amin bertujuan untuk menarik minat para santri untuk belajar di lembaga formal agar nantinya para santri selain memiliki ilmu agama juga memiliki skill secara formal. Keberadaan SMK Al-Amin juga bertujuan agar siswa yang belajar di lembaga tersebut dapat ikut mondok, disamping mempunyai keterampilan secara formal juga mendalami ilmu agama. Jadi antara ilmu agama, umum dan skill bisa mereka peroleh dengan seimbang.

C. Letak Geografis
Pondok pesantren Al-Amin terletak di Desa Ngasinan Kecamatan Rejomulyo Kota Kediri. Berdiri di atas areal tanah seluas + 1/2 hektar. Letaknya yang dekat dengan sekolah – sekolah formal menyebabkan pondok pesantren Al-Amin menjadi tempat tujuan para pelajar dan mahasiswa yang ingin mondok.
Dalam peta geografis pondok pesantren Al-Amin berada di antara sekolah-sekolah sebagai berikut.
- Sebelah barat adalah sekolah SMP 7 dan SMA 6
- Sebelah timur adalah sekolah MI Mamba'ul Ulum
- Sebelah utara adalah STAIN, MAN 2 dan MTSN 2 dan juga SMK Al-Amin
- Sebelah selatan rumah penduduk.

D. Biografi K.H. Muhammad Anwar Iskandar
1. Latar belakang Keluarga dan Lingkungan

K.H. Muhammad Anwar Iskandar dilahirkan di Desa Berasan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi pada tanggal 24 April 1950. Menurut silsilah, ayah K.H. Muh. Anwar Iskandar bernama K.H. Iskandar (Askandar), pendiri dan pengasuh pondok pesantren “Mambaul Ulum” Berasan, Muncar, Banyuwangi. Kyai Iskandar adalah putra dari kyai Abda’. Kyai Abda’ adalah putra dari Kyai Abdullah Said bin Wardoyo. Kyai Wardoyo adalah menantu dari K.H. Zainal Abidin kakek dari Kyai Shaleh yang mempunyai keturunan para kyai pendiri pondok pesantren di Kediri seperti Lirboyo.
Adapun dari garis keturunan ibu, ibu K.H. Muh. Anwar Iskandar bernama Nyai Siti Robi’ah al-Adawiyah binti Kyai Abdul Manan. Nyai Abdul Manan adalah putrinya Nyai Hasanah. Nyai Hasanah adalah putri dari Kyai Abbas, Cempoko Talun Blitar. Kyai Abbas adalah putra dari Kyai Nur Syiam, Celonan Keras Kediri. Kyai Nur Syiam putra dari Kyai Syahiddin. Kyai Syahiddin adalah putra dari Sahcahnyoto. Setengah cerita Sahcahnyoto adalah raja Panjalu Tasik Malaya.
K.H. Muh. Anwar Iskandar menikah pertama pada tahun 1975. Pada saat itu beliau dinikahkan oleh K.H. Mahrus Ali dengan seorang wanita asal Jamsaren Kediri bernama Nyai Qoni’atus Zahro, putri dari pengasuh Pondok Pesantren Assa'idiyah Jamsaren, yaitu Kyai Sa'id. Dari pernikahan pertama ini K.H. Muh. Anwar Iskandar dikaruniai satu putra dan lima putri.
Pada tahun 1990 K.H. Muhammad Anwar Iskandar menikah kedua kalinya dengan ibu Nyai Hj. Yayan Handayani dari Bogor yang sekarang mendiami pondok pesantren Al-Amin. Dari pernikahan ini beliau dikaruniai tiga putra dan satu putri.

2. Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan K.H. Muhammad Anwar Iskandar dimulai sejak K.H. Muh. Anwar Iskandar masih dalam asuhan keluarganya. Melalui keluarganya, beliau dididik agar suatu saat bisa menjadi penerus ayahnya.
Sebagaimana yang dilakoni kyai – kyai salaf, K.H. Muh. Anwar Iskandar menimba ilmu dari pesantren yang satu ke pesantren yang lain, sebagai santri “kelana” yang menjelajah pesantren-pesantren untuk memuaskan keinginanannya mempelajari agama Islam. Disamping itu beliau juga menimba ilmu pengetahuan umum di sekolah-sekolah formal. Adapun kronologis perjalanan K.H. Muh. Anwar Iskandar dalam menempuh pendidikannya adalah sebagai berikut :
1) Pertama kali K.H. Muh. Anwar Iskandar mengaji kitab-kitab salaf dalam asuhan orang tuanya sendiri di pondok pesantren “Mamba’ul Ulum” Berasan Muncar Banyuwangi.
2) Selain tetap nyantri pada ayahandanya, K.H. Muhammad Anwar Iskandar dimasukkan ke M.I yang ada di lingkungan pondok pesantren Mamba’ul Ulum , pada tahun 1955.
3) Pada tahun 1961, K.H. Muh. Anwar Iskandar melanjutkan jenjang pendidikannya ke MTs di lingkungan yang sama dengan tetap mengaji kitab-kitab salaf di bawah asuhan ayahandanya.
4) Pada tahun 1964, K.H. Muh. Anwar Iskandar memasuki M.A di lingkungan yang sama dan tetap mengaji kitab-kitab kuning di bawah bimbingan ayahnya.
5) Pada tahun 1967, K.H. Muh. Anwar Iskandar berangkat ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri selama empat tahun di bawah asuhan K.H. Mahrus Ali. Selain mengaji di Lirboyo, beliau juga pernah mengaji di pondok pesantren lainnya seperti Ploso Kediri, Sarang Rembang, Minggen Demak, dan ilmu Falak di Jember.
6) Disamping menempuh pendidikan di pondok pesantren K.H. Muh. Anwar Iskandar juga meneruskan jenjang pendidikan formalnya di Perguruan Tinggi (PT) Tribakti Kediri. Sampai pada tahun 1969 K.H. Muh. Anwar Iskandar menyandang gelar Sarjana Muda.
7) Pada tahun 1970, K.H. Muh. Anwar Iskandar meninggalkan pondok pesantren Lirboyo Kediri menuju Jakarta untuk menyelesaikan program sarjana lengkap di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab.
Setelah selesai di Jakarta, K.H. Muh. Anwar Iskandar tidak langsung pulang ke kampung halamannya untuk berdakwah dikarenakan di sana telah banyak pemuka agama (tokoh agama). Akhirnya beliau memutuskan menuju kota Kediri. Sampai di kota Kediri yakni, K.H. Muh. Anwar Iskandar langsung mengadakan kegiatan dakwah.

3. Aktifitas K.H. Muhammad Anwar Iskandar dalam bidang Pendidikan, Politik dan Dakwah

Setelah pernikahan pertamanya, K.H. Muh. Anwar Iskandar berusaha untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatnya dari melalalang buana melalui dakwah kepada masyarakat. Untuk mewujudkan keinginan tersebut K.H. Muh. Anwar Iskandar untuk berjuang agar berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan membekali generasi muda agar tidak kosong nilai (memiiliki ilmu dan akhlak), fondasi agama dan bertaqwa kepada Allah. Maka K.H. Muh. Anwar Iskandar masuk dalam berbagai organisasi. Karena dengan organisasi tersebut bisa menjadi pendukung dalam perjuangan K.H. Muh. Anwar Iskandar sehingga mengantarkan kesuksesannya.
Disamping itu, sebagai sumbangsih terhadap Bangsa dan Negara Indonesia, K.H. Muh. Anwar Iskandar mendirikan Yayasan Pendidikan Assa'idiyah di Jamsaren dan Al-Amin di Ngasinan Rejomulyo untuk menampung para santri yang ingin belajar ilmu agama.
Secara kronologis aktifitas K.H. Muh. Anwar Iskandar dalam berbagai organisasi dapat digambarkan sebagai berikut :

 Bidang Pendidikan
1) Sejak didirikannya yayasan Assa'idiyah pada tahun 1982 sampai sekarang, K.H. Muh. Anwar Iskandar tetap dipercaya sebagai ketua yayasan ini. Di lingkungan yayasan beliau berhasil mengembangkan pendidikan di dalamnya. Ini bisa dilihat dengan berdirinya sebuah lembaga pendidikan yang ada di yayasan Assa'idiyah seperti TK kusuma mulia, SDI YP Assa'idiyah, Mts Nurul Ula, MA Nurul Ula dan SMU Islam YP Assa'idiyah.
2) Sejak tahun 1985 sampai sekarang K.H. Muh. Anwar Iskandar mendapat kepercayaan dari Akademis Universitas Islam Kadiri (UNISKA) untuk menduduki jabatan sebagai ketua yayasannya.
3) Sejak didirikannya yayasan Al-Amin pada tahun 1995 hingga sekarang K.H. Muh. Anwar Iskandar tetap di percaya menjabat ketua yayasan Al-Amin dan K.H. Muh. Anwar Iskandar juga membuka SMK di pondok pesantren tersebut.

 Bidang Politik (organisasi)
1) Sejak berumur 15 tahun beliau telah menjadi anggota IPNU di Banyuwangi sebagai salah satu pejuang muda di kota tersebut.
2) Saat kuliah di Universitas Tribakti, beliau sangat aktif dalam organisasi PMII dan menjabat sebagai ketua.
3) Saat kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih aktif dalam organisasi PMII dan menjadi pimpinan pusat.
4) Pada tahun 1975, K.H. Muh. Anwar Iskandar dipercaya untuk memimpin Gerakan Pemuda Ansor (ketua GP Ansor) cabang kotamadya Kediri. Jabatan itu di embannya selama dua periode atau selama 8 tahun.
5) Pada tahun 1982 masyarakat NU wilayah Kotamadya Kediri mempercayai K.H. Muh. Anwar Iskandar untuk memimpin organisasi mereka. Dari keberhasilan dalam membawa organisasi ini, maka K.H. Muh. Anwar Iskandar dipilih lagi untuk memimpin organisasi ini selama dua periode.
6) Selanjutnya pada tahun 1992, K.H. Muh. Anwar Iskandar dipercaya untuk menjabat ketua Roisy Syuriyah NU cabang kota Kediri, selama 5 tahun.
7) Tahun 1997 K.H. Muh. Anwar Iskandar diangkat menjdi wakil ketua Roisy Syuriyah NU wilayah Jawa Timur.
8) Setelah itu pada tahun 1998 K.H. Muh. Anwar Iskandar di angkat menjadi ketua Dewan Syuro (PKB) wilayah Jawa Timur dan juga menjabat sebagai anggota MPR dari utusan daerah Jawa Timur.
9) Pada tahun 2008 K.H. Muh. Anwar Iskandar menjadi ketua DPP PKNU yaitu partai baru yang didirikan oleh para ulama.
 Bidang Da'wah
Sebagai langkah awal dari perjuangan K.H. Muh. Anwar Iskandar dalam mengembangkan pendidikan adalah dengan melakukan serangkaian dakwah kepada masyarakat di wilayah Kediri. Sampai sekarang K.H. Muh. Anwar Iskandar sudah dikenal masyarakat luas sampai diluar daerah Kediri sebagai seorang da'i atau kyai.
Keberhasilan K.H. Muh. Anwar Iskandar dalam melaksanakan dakwah tidak lepas dari beberapa pengalaman K.H. Muh. Anwar Iskandar selama menjadi santri, siswa dan mahasiswa. Dari pengalaman dan pengetahuan yang K.H. Muh. Anwar Iskandar peroleh selama menuntut ilmu di berbagai lembaga pendidikan tersebut telah berhasil membuka wawasan K.H. Muh. Anwar Iskandar, sehingga setelah terjun di tengah-tengah masyarakat secara langsung K.H. Muh. Anwar Iskandar tidak banyak mengalami rintangan.
K.H. Muh. Anwar Iskandar pernah berkata "keluarga saya mengajarkan untuk berjuang selama kita masih hidup, adapun jalan untuk berjuang itu bermacam-macam, seperti lewat pendidikan, politik, dan sosial masyarakat asalkan bermanfaat bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara.”

Biografi K.H. Muhammad Anwar Iskandar


1. Latar belakang Keluarga dan Lingkungan

K.H. Muhammad Anwar Iskandar dilahirkan di Desa Berasan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi pada tanggal 24 April 1950. Menurut silsilah, ayah K.H. Muh. Anwar Iskandar bernama K.H. Iskandar (Askandar), pendiri dan pengasuh pondok pesantren “Mambaul Ulum” Berasan, Muncar, Banyuwangi. Kyai Iskandar adalah putra dari kyai Abda’. Kyai Abda’ adalah putra dari Kyai Abdullah Said bin Wardoyo. Kyai Wardoyo adalah menantu dari K.H. Zainal Abidin kakek dari Kyai Shaleh yang mempunyai keturunan para kyai pendiri pondok pesantren di Kediri seperti Lirboyo.
Adapun dari garis keturunan ibu, ibu K.H. Muh. Anwar Iskandar bernama Nyai Siti Robi’ah al-Adawiyah binti Kyai Abdul Manan. Nyai Abdul Manan adalah putrinya Nyai Hasanah. Nyai Hasanah adalah putri dari Kyai Abbas, Cempoko Talun Blitar. Kyai Abbas adalah putra dari Kyai Nur Syiam, Celonan Keras Kediri. Kyai Nur Syiam putra dari Kyai Syahiddin. Kyai Syahiddin adalah putra dari Sahcahnyoto. Setengah cerita Sahcahnyoto adalah raja Panjalu Tasik Malaya.
K.H. Muh. Anwar Iskandar menikah pertama pada tahun 1975. Pada saat itu beliau dinikahkan oleh K.H. Mahrus Ali dengan seorang wanita asal Jamsaren Kediri bernama Nyai Qoni’atus Zahro, putri dari pengasuh Pondok Pesantren Assa'idiyah Jamsaren, yaitu Kyai Sa'id. Dari pernikahan pertama ini K.H. Muh. Anwar Iskandar dikaruniai satu putra dan lima putri.
Pada tahun 1990 K.H. Muhammad Anwar Iskandar menikah kedua kalinya dengan ibu Nyai Hj. Yayan Handayani dari Bogor yang sekarang mendiami pondok pesantren Al-Amin. Dari pernikahan ini beliau dikaruniai tiga putra dan satu putri.

2. Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan K.H. Muhammad Anwar Iskandar dimulai sejak K.H. Muh. Anwar Iskandar masih dalam asuhan keluarganya. Melalui keluarganya, beliau dididik agar suatu saat bisa menjadi penerus ayahnya.
Sebagaimana yang dilakoni kyai – kyai salaf, K.H. Muh. Anwar Iskandar menimba ilmu dari pesantren yang satu ke pesantren yang lain, sebagai santri “kelana” yang menjelajah pesantren-pesantren untuk memuaskan keinginanannya mempelajari agama Islam. Disamping itu beliau juga menimba ilmu pengetahuan umum di sekolah-sekolah formal. Adapun kronologis perjalanan K.H. Muh. Anwar Iskandar dalam menempuh pendidikannya adalah sebagai berikut :
1) Pertama kali K.H. Muh. Anwar Iskandar mengaji kitab-kitab salaf dalam asuhan orang tuanya sendiri di pondok pesantren “Mamba’ul Ulum” Berasan Muncar Banyuwangi.
2) Selain tetap nyantri pada ayahandanya, K.H. Muhammad Anwar Iskandar dimasukkan ke M.I yang ada di lingkungan pondok pesantren Mamba’ul Ulum , pada tahun 1955.
3) Pada tahun 1961, K.H. Muh. Anwar Iskandar melanjutkan jenjang pendidikannya ke MTs di lingkungan yang sama dengan tetap mengaji kitab-kitab salaf di bawah asuhan ayahandanya.
4) Pada tahun 1964, K.H. Muh. Anwar Iskandar memasuki M.A di lingkungan yang sama dan tetap mengaji kitab-kitab kuning di bawah bimbingan ayahnya.
5) Pada tahun 1967, K.H. Muh. Anwar Iskandar berangkat ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri selama empat tahun di bawah asuhan K.H. Mahrus Ali. Selain mengaji di Lirboyo, beliau juga pernah mengaji di pondok pesantren lainnya seperti Ploso Kediri, Sarang Rembang, Minggen Demak, dan ilmu Falak di Jember.
6) Disamping menempuh pendidikan di pondok pesantren K.H. Muh. Anwar Iskandar juga meneruskan jenjang pendidikan formalnya di Perguruan Tinggi (PT) Tribakti Kediri. Sampai pada tahun 1969 K.H. Muh. Anwar Iskandar menyandang gelar Sarjana Muda.
7) Pada tahun 1970, K.H. Muh. Anwar Iskandar meninggalkan pondok pesantren Lirboyo Kediri menuju Jakarta untuk menyelesaikan program sarjana lengkap di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab.
Setelah selesai di Jakarta, K.H. Muh. Anwar Iskandar tidak langsung pulang ke kampung halamannya untuk berdakwah dikarenakan di sana telah banyak pemuka agama (tokoh agama). Akhirnya beliau memutuskan menuju kota Kediri. Sampai di kota Kediri yakni, K.H. Muh. Anwar Iskandar langsung mengadakan kegiatan dakwah.

3. Aktifitas K.H. Muhammad Anwar Iskandar dalam bidang Pendidikan, Politik dan Dakwah

Setelah pernikahan pertamanya, K.H. Muh. Anwar Iskandar berusaha untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatnya dari melalalang buana melalui dakwah kepada masyarakat. Untuk mewujudkan keinginan tersebut K.H. Muh. Anwar Iskandar untuk berjuang agar berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan membekali generasi muda agar tidak kosong nilai (memiiliki ilmu dan akhlak), fondasi agama dan bertaqwa kepada Allah. Maka K.H. Muh. Anwar Iskandar masuk dalam berbagai organisasi. Karena dengan organisasi tersebut bisa menjadi pendukung dalam perjuangan K.H. Muh. Anwar Iskandar sehingga mengantarkan kesuksesannya.
Disamping itu, sebagai sumbangsih terhadap Bangsa dan Negara Indonesia, K.H. Muh. Anwar Iskandar mendirikan Yayasan Pendidikan Assa'idiyah di Jamsaren dan Al-Amin di Ngasinan Rejomulyo untuk menampung para santri yang ingin belajar ilmu agama.
Secara kronologis aktifitas K.H. Muh. Anwar Iskandar dalam berbagai organisasi dapat digambarkan sebagai berikut :

 Bidang Pendidikan
1) Sejak didirikannya yayasan Assa'idiyah pada tahun 1982 sampai sekarang, K.H. Muh. Anwar Iskandar tetap dipercaya sebagai ketua yayasan ini. Di lingkungan yayasan beliau berhasil mengembangkan pendidikan di dalamnya. Ini bisa dilihat dengan berdirinya sebuah lembaga pendidikan yang ada di yayasan Assa'idiyah seperti TK kusuma mulia, SDI YP Assa'idiyah, Mts Nurul Ula, MA Nurul Ula dan SMU Islam YP Assa'idiyah.
2) Sejak tahun 1985 sampai sekarang K.H. Muh. Anwar Iskandar mendapat kepercayaan dari Akademis Universitas Islam Kadiri (UNISKA) untuk menduduki jabatan sebagai ketua yayasannya.
3) Sejak didirikannya yayasan Al-Amin pada tahun 1995 hingga sekarang K.H. Muh. Anwar Iskandar tetap di percaya menjabat ketua yayasan Al-Amin dan K.H. Muh. Anwar Iskandar juga membuka SMK di pondok pesantren tersebut.

 Bidang Politik (organisasi)
1) Sejak berumur 15 tahun beliau telah menjadi anggota IPNU di Banyuwangi sebagai salah satu pejuang muda di kota tersebut.
2) Saat kuliah di Universitas Tribakti, beliau sangat aktif dalam organisasi PMII dan menjabat sebagai ketua.
3) Saat kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih aktif dalam organisasi PMII dan menjadi pimpinan pusat.
4) Pada tahun 1975, K.H. Muh. Anwar Iskandar dipercaya untuk memimpin Gerakan Pemuda Ansor (ketua GP Ansor) cabang kotamadya Kediri. Jabatan itu di embannya selama dua periode atau selama 8 tahun.
5) Pada tahun 1982 masyarakat NU wilayah Kotamadya Kediri mempercayai K.H. Muh. Anwar Iskandar untuk memimpin organisasi mereka. Dari keberhasilan dalam membawa organisasi ini, maka K.H. Muh. Anwar Iskandar dipilih lagi untuk memimpin organisasi ini selama dua periode.
6) Selanjutnya pada tahun 1992, K.H. Muh. Anwar Iskandar dipercaya untuk menjabat ketua Roisy Syuriyah NU cabang kota Kediri, selama 5 tahun.
7) Tahun 1997 K.H. Muh. Anwar Iskandar diangkat menjdi wakil ketua Roisy Syuriyah NU wilayah Jawa Timur.
8) Setelah itu pada tahun 1998 K.H. Muh. Anwar Iskandar di angkat menjadi ketua Dewan Syuro (PKB) wilayah Jawa Timur dan juga menjabat sebagai anggota MPR dari utusan daerah Jawa Timur.
9) Pada tahun 2008 K.H. Muh. Anwar Iskandar menjadi ketua DPP PKNU yaitu partai baru yang didirikan oleh para ulama.
 Bidang Da'wah
Sebagai langkah awal dari perjuangan K.H. Muh. Anwar Iskandar dalam mengembangkan pendidikan adalah dengan melakukan serangkaian dakwah kepada masyarakat di wilayah Kediri. Sampai sekarang K.H. Muh. Anwar Iskandar sudah dikenal masyarakat luas sampai diluar daerah Kediri sebagai seorang da'i atau kyai.
Keberhasilan K.H. Muh. Anwar Iskandar dalam melaksanakan dakwah tidak lepas dari beberapa pengalaman K.H. Muh. Anwar Iskandar selama menjadi santri, siswa dan mahasiswa. Dari pengalaman dan pengetahuan yang K.H. Muh. Anwar Iskandar peroleh selama menuntut ilmu di berbagai lembaga pendidikan tersebut telah berhasil membuka wawasan K.H. Muh. Anwar Iskandar, sehingga setelah terjun di tengah-tengah masyarakat secara langsung K.H. Muh. Anwar Iskandar tidak banyak mengalami rintangan.
K.H. Muh. Anwar Iskandar pernah berkata "keluarga saya mengajarkan untuk berjuang selama kita masih hidup, adapun jalan untuk berjuang itu bermacam-macam, seperti lewat pendidikan, politik, dan sosial masyarakat asalkan bermanfaat bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara.”

Rabu, 04 Mei 2011

Keseimbangan Hidup Dunia & Akhirat

Indonesia sebuah Negara yang tak henti-hentinya dilanda musibah di beberapa
tahun belakangan ini. seharusnya kita sebagai umat muslim berintrospeksi diri,
sesungguhnya apa yang telah terjadi di muka bumi ini, seperti : tanah longsor,
banjir bandang, tsunami, gempa, dan lain sebagainya musibah yang Allah SWT
berikan kepada negeri ini.

Belajar dari musibah yang Allah berikan kepada kita sebagai hambanya. Maka
sudah sepantasnya kita intorspeksi terhadap kesalahan yang telah kita perbuat
baik kita sebagai Insan individu melainkan terdapat dalam satu ruang lingkup
komunitas mencakup organisasi, perusahaan dan lain sebagainya. Kemudian harus
berpikir bagaimana merubah kondisi ini lebih baik dari semula. Dimana Allah
berfirman :

“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

Ayat ini sesungguhnya memberikan hikmah yang begitu besar, bahwasanya Allah
tidak akan merubah suatu keadaan kaum, bangsa dan Negara, melainkan mereka yang
ada di kaum (Negara) tersebut tidak merubah dan introspeksi diri apa yang
menjadi penyebab kemunduran, kekacauan dan krisis multidimensi yang melanda
negeri ini.
Dan inilah bagi kita sebagai hamba Allah selalu senantiasa beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT, karena dengan beriman dan bertakwa kepada Allah kita
akan diberikan hidayah dan taufiknya.
Allah berfirman :
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya”.

Kunci dari masing-masing individu adalah selalu beriman dan bertakwa kepada
Allah SWT. Dengan beriman dan bertakwa Allah akan memberikan keberkahan baik
dari langit dan bumi yang merupakan rezeki yang tak ternilai, dikarenakan
begitu banyak yang Allah berikan kepada kita.

Jikalau kebalikannya, artinya hamba Allah (manusia) yang ada dibumi ini,
mayoritas tidak mau beriman dan bertakwa, maka yang terjadi kondisi sekarang
ini, kita dilanda kesusahan terutama dalam bidang perekonomian. Padahal
Indonesia dengan kekayaan yang melimpah ruah yang Allah berikan kepada kita,
seperti : hasil tambang (minyak, batu bara, emas), hasil laut (ikan, rumput
laut), hasil pertanian dan lain sebagainya. Akhirnya walaupun, kekayaan yang
kita miliki melimpah tetapi karena khalifah fil ard (manusia) tidak memiliki
jiwa keimanan dan ketakwaan, maka Allah memerikan peringatan dan teguran.
Dimana Allah berfirman dalam QS, ar-Ruum, 30: 41
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar), QS,
ar-Ruum: 41.

Ayat ini memberi pelajaran kepada kita agar berhati-hati dalam mengambil
kebijakan dan memberi peringatan agar kita tidak berlaku boros dalam
menggunakan sumber daya yang dianugerahkan oleh Allah dan agar kita dapat
mengelolanya secara benar termasuk berlaku adil terhadap sesama manusia dan
alam sekitar kita.
Inilah peringatan Allah SWT sebagai akibat kelalaian atau dosa yang telah
diperbuat oleh hamba yang ada di bangsa ini.

Bagaimana Konsep Kehidupan Tawazun (dunia & akhirat)
Konsep hidup seorang muslim adalah terwujunya keseimbangan hakiki antara
tujuan material (kebendaan) dan spiritual (kerohanian). Oleh karenanya, kita
diajarkan untuk menjaga keseimbangan antara mengejar kemaslahatan dunia dan
kebahagiaan diakhirat. Allah Swt berfirman:

وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار(201)

Artinya: "Dan diantara mereka ada orang yang berdoa: Ya Tuhan kami,
berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan periharalah kami
dari siksa neraka". (QS, Al Baqarah: 201)

Allah SWT telah memberikan amanah kepada umat manusia untuk menjadi khalifah
dimuka bumi ini. Berkaitan dengan amanah tersebut Allah SWT memberi kewenangan
kepada manusia untuk memanfaatkan segala sumber daya yang ada di muka bumi
dalam batas kewajaran untuk kemaslahatan bersama. Allah SWT berfirman:

وَابْتَغِ فِيمَآءَاتَاكَ اللهُ الدَّارَ اْلأَخِرَةَ ولاَتَنْسَ نَصِيبَكَ
مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَآأَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ وَلاَتَبْغِ الْفَسَادَ
فِي اْلأَرْضِ إِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ {77}

Artinya: "Dan carilah apa yang telah diberikan Allah kepadamu dari kehidupan
akhirat, dan janganlah engkau melupakan bagian kehidupanmu di dunia. Dan
berbuat baiklah engkau sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan
jangan engkau mencari kerusakan di muka bumi" (QS. Al- Qashash: 77 )


قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِاْلأَخْسَرِينَ أَعْمَالاً {103} الَّذِينَ ضَلَّ
سَعْيَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ
صُنْعًا {104}
Artinya: "Katakanlah: Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang
orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang telah sia-sia
perbuatannya dalam kehidupan di dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka
berbuat sebaik-baiknya". (QS, Al-Kahfi: 103-104)

Bila kita simak makna yang tersirat dan tersurat dalam ayat tersebut
menunjukan bahwa falsafah kehidupan bermuamalah (ekonomi) dalam Islam harus
berpijak pada upaya untuk menjalankan aktivitas perekonomian dengan berpegang
kepada perintah dan larangan Allah, yang didasarkan pada kesadaran adanya
hubungan manusia dengan Allah SWT.

Wallahu’alam bisshowab

Keseimbangan Antara Dunia Dan Akhirat

Masalah ekonomi umat Islam rata-rata pada saat sekarang belum menggembirakan, meskipun terdapat banyak negara Islam yang dianugerahkan sumber daya alam yaitu minyak dan gas bumi yang berlimpah-ruah, terutama di Timur Tengah, belum ada satu negara Islam pun yang layak digolongkan dalam kategori negara maju. Hanya ada lima negara Islam, dengan jumlah penduduk tidak lebih dari 6 juta jiwa yang saat ini dikategorikan sebagai negara yang berpendapatan tinggi akan tetapi masih jauh dari kategori negara maju. Sedangkan lebih dari 20 negara Islam dengan jumlah penduduk melebihi 600 juta jiwa, tergolong dalam kategori negara berpendapatan rendah dan terbelenggu dalam kemiskinan. Ini mengindikasikan bahwa cuma setengah persen dari total 1200 juta umat Islam saja yang bisa dikatakan kaya sementara lebih dari 50 persen umat Islam berada dalam garis kemiskinan. Kemudian pertanyaan, adakah fenomena ini sejalan dengan ajaran Islam? atau apakah Islam itu sendiri menginginkan umatnya hidup dalam keadaan zuhud?

Kalau kita kembali membuka lembaran sejarah Islam masa lalu, sungguh kita akan tercengang betapa Islam telah mampu merubah nasib umatnya yang dahulunya mundur, naik pada peringkat teratas hingga menjadi sebuah masyarakat yang sangat tinggi tamaddunnya. Masyarakat Islamlah yang telah mencapai puncak kemajuan di berbagai bidang, terutama dalam memperluas dan mendalami berbagai disiplin ilmu, misalnya sains, matematika, astronomi, kedokteran, sastra, filsafat, mantik, ilmu politik, kemiliteran, pembangunan ekonomi dan sebagainya. Masyarakat Islam jugalah yang telah berjaya dalam mengarungi samudera dan menjelajahi bumi bukan sekedar memperluas wilayah dan daerah jajahan saja akan tetapi lebih dari itu menyebarkan Islam dan ilmu pengetahuan di bumi Allah dimana saja mereka berpijak.

Akan tetapi apa yang telah terjadi pada umat Islam saat sekarang, terutama setelah dijajah selama berkurun waktu yang mengakibatkan pudar keunggulannya. Masyarakat Islam menjadi loyo, letih dan lesu, bagaikan seekor burung yang sayapnya patah yang tidak mampu lagi untuk bangkit dan mengepakkan sayapnya, tidak mampu untuk mengembangkan apa yang pernah diraihnya.

Sekarang faktor apa yang paling dominan menyebabkan kemunduran umat Islam pada saat sekarang ini? Apakah hanya faktor penjajahan saja – seperti disebut di atas - atau ada faktor lain? Mungkinkah karena umat Islam hanya lebih mementingkan kehidupan akhirat saja dan sudah melupakan kehidupan duniawinya? Apakah umat Islam sudah melalaikan ajaran Islamnya sendiri yang notabene sebagai agama atau cara hidup yang sempurna?

Untuk menjawabnya mari kita berpijak dari firman Allah SWT "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniwi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan" (QS. Al-Qashash: 77).

Untuk menjelaskan ayat di atas saya akan mencoba menguraikannya ke dalam 3 kategori utama sesuai dengan makna kandungan ayat, yaitu:

1. Kehidupan Akhirat Adalah Tujuan

Allah SWT berfirman, "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akherat".

Di sini terlihat dengan jelas bahwa yang harus kita kejar adalah kebahagiaan hidup akhirat. Mengapa? Karena di sanalah kehidupan abadi. Tidak ada mati lagi setelah itu. Karenanya dalam ayat yang lain Allah berfirman: "Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya" (QS. Al-Ankabut: 64).

Lalu, apa arti kita hidup di dunia?... Dunia tempat kita mempersiapkan diri untuk akhirat. Sebagai tempat persiapan, dunia pasti akan kita tinggalkan. Ibarat terminal, kita transit di dalamnya sejenak, sampai waktu yang ditentukan, setelah itu kita tinggalkan dan melanjutkan perjalanan lagi. Bila demikian tabiat dunia, mengapa kita terlalu banyak menyita hidup untuk keperluan dunia? Diakui atau tidak, dari 24 jam jatah usia kita dalam sehari, bisa dikatakan hanya beberapa persen saja yang kita gunakan untuk persiapan akhirat. Selebihnya bisa dipastikan terkuras habis oleh kegiatan yang berputar-putar dalam urusan dunia.

Coba kita ingat nikmat Allah yang tak terhingga, setiap saat mengalir dalam tubuh kita. Tapi mengapa kita lalaikan itu semua. Detakan jantung tidak pernah berhenti. Kedipan mata yang tak terhitung berapa kali dalam sehari, selalu kita nikmati. Tapi kita sengaja atau tidak selalu melupakan hal itu. Kita sering mudah berterima kasih kepada seorang yang berjasa kepada kita, sementara kepada Allah yang senantiasa memanja kita dengan nikmat-nikmatNya, kita sering kali memalingkan ingatan. Akibatnya kita pasti akan lupa akhirat. Dari sini dunia akan selalu menghabiskan waktu kita.

Orang-orang bijak mengatakan bahwa dunia ini hanyalah keperluan, ibarat WC dan kamar mandi dalam sebuah rumah, ia dibangun semata sebagai keperluan. Karenanya siapapun dari penghuni rumah itu akan mendatangi WC atau kamar mandi jika perlu, setelah itu ditinggalkan. Maka sungguh sangat aneh bila ada seorang yang diam di WC sepanjang hari, dan menjadikannya sebagai tujuan utama dari dibangunnya rumah itu. Begitu juga sebenarnya sangat tidak wajar bila manusia sibuk mengurus dunia sepanjang hari dan menjadikannya sebagai tujuan hidup. Sementara akhirat dikesampingkan.

Kemudian bagaimana mensinkronkan atau menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat? Mari kita ikuti kategori ke dua sebagai sambungan penjelasan ayat di atas.

2. Berusaha Memperbaiki Kehidupan Dunia

Allah SWT berfirman: ”Dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu".

Ayat di atas dengan jelas bahwasannya Allah memerintahkan umat Islam untuk selalu berusaha menggapai kebahagiaan akhirat, tetapi jangan melupakan kehidupan di dunia ini. Meskipun kebahagiaan dan kenikmatan dunia bersifat sementara tetapi tetaplah penting dan agar tidak dilupakan, sebab dunia adalah ladangnya akhirat.

Masa depan — termasuk kebahagiaan di akhirat — kita, sangat bergantung pada apa yang diusahakan sekarang di dunia ini. Allah telah menciptakan dunia dan seisinya adalah untuk manusia, sebagai sarana menuju akhirat. Allah juga telah menjadikan dunia sebagai tempat ujian bagi manusia, untuk mengetahui siapa yang paling baik amalnya, siapa yang paling baik hati dan niatnya.

Allah mengingatkan perlunya manusia untuk mengelola dan menggarap dunia ini dengan sebaik-baiknya, untuk kepentingan kehidupan manusia dan keturunannya. Pada saat yang sama Allah juga menegaskan perlunya selalu berbuat baik kepada orang lain dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Allah mengingatkan: ”Tidakkah kalian perhatikan bahwa Allah telah menurunkan untuk kalian apa-apa yang ada di langit dan di bumi dan menyempurnakan untuk kalian nikmat-Nya lahir dan batin” (QS. Luqman: 20).

Untuk mengelola dan menggarap dunia dengan sebaik-baiknya, maka manusia memerlukan berbagai persiapan, sarana maupun prasarana yang memadai. Karena itu maka manusia perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, setidaknya keterampilan yang mencukupi dan profesionalisme yang akan memudahkan dalam proses pengelolaan tersebut.

Meskipun demikian, karena adanya sunatullah, hukum sebab dan akibat, tidak semua manusia pada posisi dan kecenderungan yang sama. Karena itu manusia apa pun; pangkat, kedudukan dan status sosial ekonominya tidak boleh menganggap remeh profesi apa pun, yang telah diusahakan manusia. Allah sendiri sungguh tidak memandang penampakan duniawiah atau lahiriah manusia. Sebaliknya Allah menghargai usaha apa pun, sekecil apa pun atau sehina apa pun menurut pandangan manusia, sepanjang dilakukan secara profesional, baik, tidak merusak dan dilakukan semata-mata karena Allah.

Allah hanya memandang kemauan, kesungguhan dan tekad seorang hamba dalam mengusahakan urusan dunianya secara benar. Allah SWT menegaskan bahwa:”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah kedudukan suatu kaum, sehingga kaum itu mengubah kondisi, kedudukan yang ada pada diri mereka sendiri (melalui kerja keras dan kesungguhannya” (QS. Ar-Ro’d: 11).

Allah juga mengingatkan manusia karena watak yang seringkali serakah, egois /sifat ananiyah dan keakuannya, agar dalam mengelola dunia jangan sampai merugikan orang lain yang hanya akan menimbulkan permusuhan dan pertumpahan darah (perang) antar sesamanya. Manusia seringkali karena keserakahannya berambisi untuk memiliki kekayaan dan harta benda, kekuasaan, pangkat dan kehormatan dengan tidak memperhatikan atau mengabaikan hak-hak Allah, rasul-Nya dan hak-hak manusia lain. Karena itu Allah mengingatkan bahwa selamanya manusia akan terhina dan merugi, jika tidak memperbaiki hubungannya dengan Allah (hablun minallah) dan dengan sesamanya-manusia (hablun minannaas).

Inilah landasan yang penting bagi terciptanya harmonisme kehidupan masyarakat. Ia juga merupakan landasan penting dan prasyarat masyarakat yang bermartabat dan berperadaban menuju terciptanya masyarakat madani yang damai, adil, dan makmur.

3. Menjaga Lingkungan

Sebagai sarana hidup, Allah SWT melarang manusia membuat kerusakan di muka bumi. Mereka boleh mengelola alam, tetapi untuk melestarikan dan bukan merusaknya. Firman Allah dari sambungan ayat di atas: "Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan".

Allah SWT menyindir kita tentang sedikitnya orang yang peduli pada kelestarian lingkungan di muka bumi, firmanNya; "Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil " (QS. Huud ayat 116).

Dalam kaidah Ushul Fikih dikatakan, Ad-dlararu yuzalu: segala bentuk kemudharatan itu mesti dihilangkan. Nabi SAW bersabda : "La dlarara wala dlirara", artinya ialah tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun membahayakan orang lain.

Dari sini dapat dibuat peraturan teknis untuk mencegah kerusakan lingkungan yang pada akhirnya membahayakan kehidupan manusia itu sendiri. Pelanggaran terhadap hal itu, di samping berdosa juga harus dikenai hukuman ta'zir; mulai dari denda, cambuk, penjara, bahkan hukuman mati tergantung tingkat bahaya yang ditimbulkannya.

Karena itu, bila kita ingin terhindar dari berbagai bencana harus ada revolusi total tentang pandangan manusia terhadap alam sekitarnya. Cara pandang kapitalistik dan individualistik yang ada selama ini harus diubah. Ini karena menganggap alam sekitarnya sebagai faktor produksi telah membuat orang rakus, serakah, dan sekaligus oportunis.

Pandangan hidup untuk berkompetisi berdasarkan pada teori Survival on the fittes membuat manusia merusak harmoni kehidupan. Ketidak percayaan pada nikmat Allah yang tiada terhitung membuat manusia membunuh sesama makhluk Allah demi memuaskan kebutuhannya.

Sabtu, 30 April 2011

DZIKIR DZIKIR MELAPANGKAN DADA

Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., Psi
Ketua Umum PP Asosiasi Psikologi Islami Indonesia, Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
Setiap bangsa dan setiap institusi memiliki tanggungjawab dan tugas untuk mengembangkan sumber daya manusia an
ggotanya. Dimensi-dimensi sumber daya manusia yang perlu memperoleh pengembangan lebih lanjut bukan hanya yang berkaitan dengan fisik, psikologis dan sosial, tapi juga spiritual.
Salah satu aspek psiko-spiritual yang dipandang penting adalah kelapangan dada. Kelapangan dada adalah suatu kondisi psiko-spiritual yang ditandai oleh kemampuan menerima berbagai kenyataan yang tidak menyenangkan dengan tenang dan terkendali.
Beberapa tahun belakangan ini dalam diri bangsa Indonesia terdapat berbagai kenyataan yang memprihatinkan. Orang Indonesia, yang sebelumnya dicitrakan sebagai bangsa yang lapang dada, ternyata sering menunjukkan berbagai reaksi yang bersifat negatif terhadap stimulus yang tidak menyenangkan.
Reaksi yang ditunjukkan seseorang saat menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan bermacam-macam. Salah satunya adalah melakukan agresi membalas, yaitu menyerang balik secara fisik atau psikologis terhadap seseorang yang dianggap sebagai penyebab peristiwa yang tidak menyenangkan.
Reaksi yang lain adalah diam. Dalam hal ini secara lisan tidak bicara, tapi alam hati tetap menyimpan peristiwa yang tidak menyenangkan, bahkan traumatik. Salah satu kebiasaan yang diajarkan budaya, adalah diam itu emas (tidak berbicara itu mulia).
Dalam budaya Jawa, sikap diam sangat dijunjung tinggi. Orang Jawa menyebutkan konsep ngono yo ngono ning ojo ngono (secara harfiah: begitu ya begitu tapi jangan begitu). Maksudnya, orang boleh jadi merasa menderita, tapi jangan mengungkapkan penderitaan itu apa adanya.
Ciri Lapangan Dada
Kelapangan dada (al-basîth, as-samhah) adalah suatu kondisi psiko-spiritual yang ditandai oleh kemampuan menghayati realitas yang terjadi, menyadari bahwa realitas itu diciptakan oleh Allah SWT, dan kesediaan untuk menerima berbagai kenyataan yang boleh jadi tidak menyenangkan secara fisik dan psikologis.
Yang dimaksud kondisi psiko-spiritual adalah keadaan yang berada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan perasaan dan pemikirannya sebagai makhluk Allah SWT. Kenyataan yang tidak menyenangkan adalah semua kondisi yang berada di dalam dan di luar diri, yang secara objektif tidak disukai seseorang. Semakin tinggi kelapangan dada seseorang semakin mampu ia menerima realitas yang beragam, termasuk yang tidak menyenangkan.
Sekurang-kurangnya terdapat tujuh ciri pribadi yang lapang dada : Pertama, kesadaran spiritual (spiritual awareness). Yaitu kesadaran bahwa keadaan yang tidak menyenangkan merupakan ujian dari Allah. Orang yang lapang dada adalah seseorang yang kokoh menghadapi berbagai kenyataan hidup dan memandang kenyataan hidup sebagai ujian. Kekokohan itu dapat dicapai bila seseorang dilatih atau diuji secara terus menerus oleh Allah (Qs. al-Ankabût [29]: 2).
Kedua, kesiapan psikologis (psychological preparatory). Berupa kesiapan untuk menerima stimulasi yang tidak menyenangkan. Setelah sadar bahwa orang yang kokoh atau hebat harus melewati banyak ujian, maka tumbuhlah dalam diri orang tersebut kesiapan untuk berhadapan dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Kesiapan ini merupakan respons atas kepastian datangnya ujian dari Allah (Qs. Âli ‘Imrân [3]: 186).
Ketiga, keyakinan akan kesanggupan diri menanggung beban. Yaitu keyakinan bahwa kesulitan yang ditanggung tak akan melebihi kesanggupan dirinya untuk menerima beban itu. Apapun ujian yang bakal atau dijalani seseorang, pasti telah tersedia kemampuan psiko-spiritual dalam diri seseorang untuk mampu menerima beban itu (Qs. al-Baqarah [2]: 286).
Keempat, pertobatan atas dosa yang telah dilakukan kepada Tuhan. Orang yang lapang dada, akan sadar bahwa salah satu yang menjadikan kesulitan adalah dosa-dosa yang dilakukan manusia. Kadang kesulitan, yang sesungguhnya merupakan ujian itu, terjadi akibat kesalahan manusia.
Bila seseorang sadar sesuatu yang terjadi merupakan kesalahannya, maka ia akan meminta ampunan dari Allah. Aktivitas bertobat akibat kesalahan ini dicontohkan oleh Nabi Daud AS (Qs. Shâd [38]: 24) (Lihat pula 38: 34-35).
Kelima, pemaafan (forgiveness). Yaitu kesiapan memberi ampun/maaf bagi orang lain. Keterbukaan diri untuk memberi maaf kepada orang lain adalah tanda utama yang dapat segera ditangkap orang lain. Setiap kali menerima stimulasi yang tidak menyenangkan, Nabi Muhammad SAW selalu memiliki kesiapan untuk memberikan maaf orang yang menyakitinya.
Keenam, pencarian hikmah (seeking meaning). Yakni keyakinan akan adanya hikmah atau pelajaran di balik peristiwa. Orang yang sehat secara ruhani, akan dapat mengambil pelajaran bahwa di balik kesulitan ada pelajaran atau hikmah. Sementara orang-orang yang tidak sehat (munafik) tidak dapat mengambil pelajaran (Qs. at-Taubah [9]: 126).
Ketujuh, berpikir positif tentang masa depan (positive thinking). Berupa keyakinan akan adanya perbaikan keadaan setelah berlangsungnya keadaan yang tidak menyenangkan. Keadaan yang tidak menyenangkan pasti akan berlalu, dan akan datang keadaan yang menyenangkan, tentu saja melalui usaha (Qs. al-Insyirâh [94]: 5-6).
Faktor Pengaruh
Ada beberapa hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya kelapangan dada seseorang. Yaitu:
a. Keimanan. Seseorang yang memiliki iman yang kokoh , akan percaya adanya takdir (ketentuan) baik dan buruk yang telah Allah tetapkan. Kalau seseorang selalu menyadari bahwa Allah menetapkan takdir ini, maka mereka cenderung bisa menerima segala ketentuan-Nya. Dan seseorang yang selalu beribadah adalah seseorang yang cenderung mengukuhkan iman terhadap takdir Allah.
b. Dzikir. Menurut Subandi (1997), dzikir akan menghasilkan perasaan lapang atau los (terbebas dari beban yang menghimpit). Salah satu aspek yang mempengaruhi hasil dari dzikir adalah sejauh mana kualitas dzikir yang dilakukan.
c. Tingkat penderitaan yang dialami. Berat ringannya penderitaan yang dialami seseorang, ikut serta mempengaruhi kelapangan dadanya. Penderitaan yang luar biasa berat, biasanya cenderung bisa diterima dengan lapang dada dibanding yang agak kurang berat.
d. Sumber penderitaan. Kalau sumber penderitaan karena ulah manusia, maka orang akan cenderung lebih sulit untuk berlapang dada. Sementara jika ia memahami bahwa penderitaan yang dialami berasal dari Tuhan, maka ia cenderung berlapang dada.
e. Usia. Orang yang berusia memasuki Lansia, cenderung lebih bisa menerima penderitaan daripada orang yang lebih muda. Ini berkat perbandingan banyaknya pengalaman hidup.
f. Lingkungan. Orang yang berada dalam lingkungan yang terlatih untuk berhadapan dengan suasana tidak menyenangkan, akan lebih besar kelapangan dadanya dibanding mereka yang berada dalam lingkungan yang tidak melatih mereka untuk menerima beragam situasi. Pondok pesantren adalah lingkungan yang melatih anak didik untuk terbiasa hidup prihatin.
Dzikir dan Lapang Dada
Aktivitas keagamaan memberi peluang pada seseorang untuk memperluas diri atau berlapang dada. Berdzikir, membaca al-Qur`an dan berdoa, dapat melapangkan dada seseorang. Dzikir yang dijalani seseorang secara berkualitas, akan membantu pembentukan wadah psiko-spiritual yang luas dalam sistem kepribadian seseorang.
Wadah psiko-spiritual yang luas, dapat digambarkan sebagai danau yang luas. Jika seseorang memiliki danau yang luas dalam jiwanya, maka mereka akan menganggap kotoran yang masuk ke danau tersebut tidak berarti.
Maksudnya, bila seseorang memiliki wadah psiko-spiritual yang luas, maka ia tak akan serta merta menjadi marah besar, putus asa, atau stres, manakala menghadapi musibah atau peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan.
Namun, kalau wadah psiko-spiritual seseorang sempit, misalnya sesempit gelas, maka bila ada kotoran atau polusi menghambat, mereka akan merasakan adanya pengaruh buruk kehadiran benda-benda tersebut. Adanya danau yang luas, dipengaruhi oleh aktivitas ibadah dan perilaku sehari-hari seseorang. Salah satu aktivitas ibadah yang penting adalah berdzikir.

Jumat, 29 April 2011

OBJEK WISATA MASJID DEMAK

OBJEK WISATA MASJID DEMAK


Disusun untuk Melengkapi Tugas Studi Kenal Alam dan lingkungan(SKAL 2011)
Oleh : Kelompok 4
M. ZUHDA WAHYU PURNOMO (7)
M. ZUHRIN NADA MAHENDRA (8)
JESSICA PUTRI WANDIRA (27)
LAYYINA SYIFAK (28)
LINDA ARISTA DEWANTY (29)
MAULINDA ISNA MUHANIFA (30)
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KEDIRI 2
Jl. Sunan Ampel No. 12 Telp. (0354)687895 Ngronggo Kediri 64127
e-mail : mtsn_kdr_2@yahoo.co.id
2010 / 2011
Laporan
SKAL 2011
Ini telah disetujui dan di sahkan oleh :








Mengetahui
Kepala Madrasah Pembimbing


Drs. Mustain Ana Soery S,Pd
NIP.196470151996031001 NIP.197404212007102001
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
• MOTTO:
 M. ZUHDA WAHYU PURNOMO
 Lebih baik menjadi sahabat daripada teman yang tidak setia
 M. ZUHRIN NADA MAHENDRA
 Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.
 JESSICA PUTRI WANDIRA
 Ilmu tidak akan pudar, jika kita terus belajar…..!
 LAYYINA SYIFAK
 Lebih mudah mencari musuh daripada mencari teman (sahabat)
 LINDA ARISTA DEWANTY
 Prestasi gemilang, masa depan cerah terbentang
 MAULINDA ISNA MUHANIFA
 Pengen pintar……!
Makanya belajar…….!!!


• PERSEMBAHAN:
Makalah ini kami persembahkan untuk orang – orang tercinta kami :
1. Untuk bapak Drs. Mustain selaku kepala MTsN Kediri II
2. Untuk ibu Dewi Istiqomah, S.Pd selaku wali kelas kami
3. Untuk ibu Ana Soeri S,S.Pd selaku guru pembimbing kami
4. Untuk orang tua kami dan Semua pembaca makalah ini.











KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami semua dapat menyelesaikan laporan Studi Kenal Lingkungan Alam (SKAL) ini dengan segala kelebihan dan kekurangan kami.
Sholawat serta salam semoga tetap tertujukan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliah menuju jaman yang terang ini yakni islam.
Tak lupa kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan SKAL in yaitu :
1. Untuk bapak Drs. Mustain selaku kepala MTsN Kediri II,
2. Untuk ibu Dewi Istiqomah, S.Pd selaku wali kelas kami,
3. Untuk ibu Ana Soeri S,S.Pd selaku guru pembimbing kami,
4. Untuk orang tua kami yang selalu mendukung kami, dan
5. Untuk teman – teman kami yang telah membantu.
Kami menyadari bahwa laporan SKAL ini jauh dari kesempurnaan sehingga saran dan kritik kami harapkan untuk menjadikan acuan bagi kami dan siswa yang lain agar menjadi lebih baik di kemudian hari.
Besar harapan kami, laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Amien!
DAFTAR ISI
Laporan persetujuan 2
Motto 3
Persembahan 4
Kata pengantar 5
Daftar isi 6
1. BAB PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang 8
1.2. Tujuan penulisan 8
1.3. Pembatasan masalah 9
1.4. Sumber data dan metode penelitian 9
2. BAB PEMBAHASAN ( ANALISIS )
2.1. Sejarah Pembangunan Masjid Agung Demak 10
2.2. Arsitek ( Bentuk Bangunan ) Masjid Agung Demak 11
2.3. Struktur Bangunan 12
2.4. Keistimewaan Masjid Demak 13
2.5. Museum Masjid Agung Demak 15
2.5.1. Kunjungan 16
2.5.2. Koleksi 16
2.6. Peninggalan Kerajaan Demak Yang Tersimpan Di Museum 17
2.6.1. Soko Majapahit 17
2.6.2. Pawestren 17
2.6.3. Surya Majapahit 17
2.6.4. Maksurah 18
2.6.5. Pintu Bledeg 18
2.6.6. Mihrab atau tempat pengimaman 18
2.6.7. Dampar Kencana 19
2.6.8. Soko Tatal / Soko Guru 19
2.6.9. Situs Kolam Wudlu 19
2.6.10. Menara 20
3. BAB PENUTUP
3.1. Kesimpulan 20
3.2. Saran 21
3.3. Daftar Pustaka 21
1
BAB PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keberadaan Masjid Demak tidak dapat dipisahkan dari sejarah penyebaran agama islam. Menurut sejarah pembangunannya, memang masyarakat demak lebih condong pada agama dan budaya islam karena pada dasarnya demak adalah pusat penyebaran Islam di pulau Jawa. Sebagai pusat penyabaran islam, Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali yang akan menyebarkan agama islam. Sehingga terciptalah kebersamaan atau Ukhuwah Islamiyah antara orang-orang islam. Dengan berkembangnya Islam di demak, maka Demak dapat berkembang sebagai kota dagang dan pusat penyebaran islam di Pulau Jawa.
Masjid Demak sendiri dibangun bersama-sama oleh para wali. Sehingga terdapat unsur-unsur yang tersembunyi pada masjid pertama di jawa tersebut. Begitu juga pengaruh hindu yang ada, sehingga bangunan Masjid Demak mengandung unsur-unsur adat hindu, seperti atapnya, tugu peyangga, dll.
1.2 Tujuan penulisan
a. Melengkapi tugas mata pelajaran B. Indonesia
b. Memberi informasi tentang masjid Agung Demak
c. Agar dapat bermanfaat bagi yang lain


1.3 Pembatasan masalah
Kami merumuskan masalah tentang:
1. Sejarah Pembangunan Masjid Agung Demak
2. Arsitek ( Bentuk Bangunan ) Masjid Agung Demak
3. Struktur Bangunan Dan Bagian-Bagian Dari Masjid Agung Demak
4. Keistimewaan Masjid Demak
5. Museum masjid agung demak
6. Peninggalan kerajaan demak yang masih tersimpan di museum masjid agung
1.4 Sumber data dan metode penelitian
Sebagai bukti kebenaran makalah SKAL ini, kami menggunakan beberapa metode, yaitu:
1. Telaah Pustaka
Telaah Pustaka ini dilakukan kurang lebih 3 hari dengan membaca berbagai literatur baik dari buku maupun internet.
2. Observasi
Observasi yang dilakukan bertepatan dengan kunjungan SKAL ke masjid Agung Demak pada Sabtu, tanggal 8 januari 2011.

2
BAB PEMBAHASAN ( ANALISIS )
2.1 Sejarah Pembangunan Masjid Agung Demak
Masjid agung demak merupakan salah satu masjid tertua di Pulau jawa yang didirikan oleh wali songo. Berdasarkan cerita tradisional, masjid ini didrikan oleh Sunan Kalijaga pada tahun 1478, sebelum zaman kejayaan kesultanan Demak. Meskipun sebelum zaman kejayaan Kesultanan Demak, masjid ini dapat dibangun dengan megah karena kebangkitan kota-kota pesisir di utara Jawa pada abad ke XV dan XVI. Namun kemungkinan besar masjid ini diibangun pada masa Arya Semangsang, cucu Raden Patah, yang berkuasa di Demak hingga tahun 1504.
Tahun berdirinya masjid ini dituliskan pada mihrap masjid dengan hiasan berupa kura-kura yang diintterpretasikan sebagai tanggal dibangunnya masjid itu. Kepalanya menunjukan angka 1, kakinya angka 4, badannya yang bulat melambangkan angka 0, dan ekorny anga 1, melambangkan tahun didirikannya adalah 1401 saka atau 1479 masehi. Di diding mihrab bagian dalam terdapat candarsengakala “saliro sunyi kibalthing gusti ” yang berarti tahun 1401 saka.
Masjid agung demak didirikan dalam tiga tahab, yaitu pada tahun 1466 bersamaan dengan dibangunnya pondok pesantren glagah wangi di bawah asuhan Sunan Ampel. Tahun ini diabadikan pada candra sengkala yang terdapat di pintu utama masjid yang berbunyi “upaya mulat salira wani” yang berarti 1388 saka atau 1466 masehi yang juga bertepatandengan 887 hijriyah. Tahap kedua tahun 1477, masjid kembali dibangun sebagai mesjid kadipaten Glagahwangi, Demak. Dan pada tahun 1478 ketika raden Patah diangkat sebagai Sulatan Demak I, masjid ini derenovasi dengan menambah tiga trap. Raden Fatah dsan Wali songo memimpin proses pembangunan masjid ini dibantu Rakyat sekitar. Sunan kalijaga mendapat tugas untuk memnentukan arah kiblat.
2.2 Arsitek ( Bentuk Bangunan ) Masjid Agung Demak
Masjid agung Demak dibangun dengan gaya khas Majapahit yang membawa corak kebudayaan Bali yang terpadu harmonis dengan rumah joglo khas jawa tengah. Bentuk adaptasi dari bangunan peribadatan agama Hindu yang merupakan wujud akulturasi dan symbol toleransi penyebaran agama islam di tengah-tengah masyarakat Hindu. Kondisi iklim tropis cukup banyak mempengaruhi pembangunan masjid. Bentuk bangunan banyak menggunakan bahan dari kayu sehingga pembuatan bentuk bulat dengan ukiran lengkung akan lebih mudah. interior bagian dalam juga menggunakan bahan dari kayua dengan ukiran yang indah.
Pengaruh arab dan masjid-masjid di timur tengah terlihat dengan adanya maqsura di depan mahrab yang ditandai dengan pagar untuk sembahyang pejabat tertinggi di daerah itu. Keempat soko guru berpenampang lingkaran, dikelilingi oleh du belas kolom dalam posisi denah bujur sangkar seperti kolom Yunani-Dorik. Antara kolom terdapat dinding sebagai pilaster yang terdapat bukaan dengan pelengkung patah seperti banyak terdapat pada masjid-masjid kuno India.
Ornament masjid cukup banyak berupa keramik denngan lukisan flora dan fauna, kebanyakan berupa burung, bunga, daun dan dahan. Dapat dipastikan pengaruh cina sangat besar, mengingat tidak sedikit pedagang cina yang bermukim di daerah demak. Piring-piring porselen digunakan juga sebagai hiasan pada dinding masjid.
2.3 Struktur Bangunan Dan Bagian-Bagian Dari Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak terdapat ditengah-tengah kta dan menghaadap ke alun-alun kota demak. Alun-alun selain berfungsi sebagai halaman juga berfungsi tempat penyelenggaraan upacara grbegdan pengumpulan warga saat akan disiarkan ajaran agama islam. Di sekeliling masjid terdapat kauman, yaitu pemukuman orang muslim. Di sebelah utara terdapat pasar dan pecinan, sedangkan di selatan alun-alun terdapat kampong sitinggil.
Luas keseluruhan dari Masjid Agunng Demak adalah 11.220 m2. Luas bangunan utamam masjid adalah 31x31 m, disamping terdapat serambi berukuran 25x31 m dengan panjang kelliling 35x2,35 m dan tatak rambat dengan ukuran 25x3 m. serambi masjid ditopang oleh 28 soko guru dengan tinggi 15,49m dengan daiameternya 1,45m, empat diantaranya adalah soko guru penyangga utama yang dikelilingi duabelas kolom dengan denah bujur sangkar. Tiang penyangga banguan berjumlah 28 buah, dan tiang kelilingnya berjumlah 16 buah.
Ruang utama untuk sholat berjamaah berukuran 25x26 m, ada di tengah-tengah banguanan.mihrab (tempat imam) ada dibagian depan ruang utama, berbentuk sebuah ruang kecil yang menghadap ke kiblat. Terdapat pawestren (ruang sholat untuk wanita) dengan luas 15x17,30m yang ada di sisi selatan masjid, yang dibangun oleh KRA Arya Purbaningrat pada tahun 1866. Sebelah kanan ruang uatam terdapat ruang khlawat atau maqsuro (ruang renungan) berukuran 2x2,5m yang dipakai para penguasa kesultanan demak untuk memohon petunjuk Allah. Seluruh ruangan dipenuhi oleh lukisan model majapahit, salah satu sudutnya terdapat kaligrafi yang memuliakan Allah.
Dilingkungan masjid terdapat komplek makam sultan demak dan kerabatnya. Komplek makam kasepuhan yang merupakamn makam Sultan Demak I dan II beserta kerabtnya yang tersiri atas 24 makam, serta makam Kaneman yang terdiri atas 24 makam yang merupakan makam Suktan Demak III dan kerabatnya. Makam di sebelah barat Lasepuhan dan Kaneman, yang terdiri atas makam Pangeran Arya Penangsang, Pangeran Jipang, Pangeran Arya Jenar, Pangeran Jaran Panoleh.
Di depan masjid terdapat menara yang dibangun tahun 1932 oleh belanda dari kerangka baja dengan tinggi 25m, seperti menara air. Pada puncaknya diletakkan semacam gardu berbentuk segi delapan dengan atap kubah bawang dengan tritisan keliling model masjid india. Kolam Wudlu dibangun mengiringi awal berdirinya Masjid Agung Demak sebagai tempat untuk berwudlu. Hingga sekarang situs kolam ini masih berada di tempatnya meskipun sudah tidak dipergunakan
2.4 Keistimewaan Masjid Demak
Keistimewaan masjid demak terdapat pada arsitekturnya yang merupakan perpaduan antara arsitektur nusantara yang bercorak hindu dengan arsitektur india, melayu, cina dan juga arab. Atap masjid demak berbentuk limas tersusun tiga yang berbentuk segitga sama kaki, yang keempat sisinya saling bertemu pada satu titik. Mustakanya berbentuk mirip bunga melati. Makna dari atap tumpang tiga ini adalah seorang yang beriman perlu menapaki tiga tingkatan penting dalam keberagamaannya, yaitu iman, islam dan ikhsan.
Bagian paling bawah dari atap limas itu disangga oleh empat tiyang utama (soko guru) yang sangat besar yang dibbuat oleh empat dari Sembilan wali. Saka guru sebelah tenggara adalah buatan sunan ampel, sebelah barat daya buatan sunan gunung jati, sebelah barat laut sunan boning dan sebelah timur laut yang tidak terbuat dari satu kayu utuh adalah buatan sunan kalijaga yang disebut saka teteg. Keempat saka guru itu dikelilingi oleh dua belas kolom dalam posisi denah bujur sangkar. Diserambi masjid terdapat soko majpahit yang merupakan hadiah dari Prabu Brawijaya V Raden Kertabumi ini diberikan kepada Raden Fattah ketika menjadi Adipati Notoprojo di Glagahwang i Bintoro Demak 1475 M.
Masjid agung demak mempunyai lima pintu yang saling menghubungkan bagian satu dengan bagian yang lain. Pintu ini bermakna sebagai rukun islam, yaitu syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji. Salah satu dari keenam pintu itu adalah Pintu Bledeg, pintu yang konon diyakini mampu menangkal petir ini merupakan ciptaan Ki Ageng Selo pada zaman Wali. Peninggalan ini merupakan prasasti “Condro Sengkolo” yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani, bermakna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H. Sedangkan jendelanya yang berjumlah eman merupakan symbol dari rukun iman, yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada nabi dan rosul, iman kepada kitab, iman kepada hari kiamat dan iman kepada qada dan qadar.

2.5 Museum Masjid Agung Demak
Sesuai dengan namanya, Museum Masjid Agung Demak terletak di dalam kompleks Masjid Agung Demak dalam lingkungan alun-alun kota Demak.
Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua di Pulau Jawa, didirikan Wali Sembilan atau Wali Songo. Lokasi Masjid berada di pusat kota Demak, berjarak + 26 km dari Kota Semarang, + 25 km dari Kabupaten Kudus, dan + 35 km dari Kabupaten Jepara.
Masjid ini merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan Glagahwangi Bintoro Demak. Struktur bangunan masjid mempunyai nilai historis seni bangun arsitektur tradisional khas Indonesia. Wujudnya megah, anggun, indah, karismatik, mempesona dan berwibawa. Kini Masjid Agung Demak difungsikan sebagai tempat peribadatan dan ziarah.

Penampilan atap limas piramida masjid ini menunjukkan Aqidah Islamiyah yang terdiri dari tiga bagian ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat “Pintu Bledeg”, bertuliskan “Condro Sengkolo”, yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.

Raden Fattah bersama Wali Songo mendirikan Masjid Maha karya abadi yang karismatik ini dengan memberi prasasti bergambar bulus. Ini merupakan Condro Sengkolo Memet, dengan arti Sariro Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401 Saka. Gambar bulus terdiri dari kepala yang berarti angka 1 ( satu ), kaki 4 berarti angka 4 ( empat ), badan bulus berarti angka 0 ( nol ), ekor bulus berarti angka 1 ( satu ). Bisa disimpulkan, Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka.

Di museum ini utamanya disimpan bagian-bagian soko guru yang rusak (sokoguru Sunan Kalijaga, sokoguru Sunan Bonang, sokoguru Sunan Gunungjati, sokoguru Sunan Ampel), sirap, kentongan dan bedug peninggalan para wali, dua buah gentong (tempayan besar) dari Dinasti Ming hadiah dari Putri Campa abad XIV, pintu bledeg buatan Ki Ageng Selo yang merupakan condrosengkolo berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani yang berarti angka tahun 1388 Saka atau 1466 M atau 887 H, foto-foto Masjid Agung Demak tempo dulu, lampu-lampu dan peralatan rumah tangga dari kristal dan kaca hadiah dari PB I tahun 1710 M, kitab suci Al-Qur’an 30 juz tulisan tangan, maket masjid Demak tahun 1845 – 1864 M, beberapa prasasti kayu memuat angka tahun 1344 Saka, kayu tiang tatal buatan Sunan Kalijaga, lampu robyong masjid Demak yang dipakai tahun 1923 – 1936 M.

2.5.1 Kunjungan:
Museum ini buka tiap hari dari Senin hingga Minggu jam kerja (08.00-16.00) dengan mengisi kas untuk pemeliharaan koleksi secara sukarela.

2.5.2 Koleksi antara lain :
Pintu bledeg buatan Ki Ageng Selo tahun 1466 M, dibuat dari kayu jati berukiran tumbuh-tumbuhan, suluran, jambangan, mahkota, dan kepala binatang (naga?) dengan mulut terbuka menampakkan gigi-giginya yang runcing. Menurut cerita, kepala naga tersebut menggambarkan petir yang kemudian dapat ditangkap oleh Ki Ageng Selo.
2.6 Peninggalan Kerajaan Demak Yang Masih Tersimpan Di Museum Masjid Agung Meliputi :
2.6.1 Soko Majapahit,
tiang ini berjumlah delapan buah terletak di serambi masjid. Benda purbakala hadiah dari Prabu Brawijaya V Raden Kertabumi ini diberikan kepada Raden Fattah ketika menjadi Adipati Notoprojo di Glagahwangi Bintoro Demak 1475 M.

2.6.2 Pawestren,
merupakan bangunan yang khusus dibuat untuk sholat jama’ah wanita. Dibuat menggunakan konstruksi kayu jati, dengan bentuk atap limasan berupa sirap ( genteng dari kayu ) kayu jati. Bangunan ini ditopang 8 tiang penyangga, di mana 4 diantaranya berhias ukiran motif Majapahit. Luas lantai yang membujur ke kiblat berukuran 15 x 7,30 m. Pawestren ini dibuat pada zaman K.R.M.A.Arya Purbaningrat, tercermin dari bentuk dan motif ukiran Maksurah atau Kholwat yang menerakan tahun 1866 M.

2.6.3 Surya Majapahit,
merupakan gambar hiasan segi 8 yang sangat populer pada masa Majapahit. Para ahli purbakala menafsirkan gambar ini sebagai lambang Kerajaan Majapahit. Surya Majapahit di Masjid Agung Demak dibuat pada tahun 1401 tahun Saka, atau 1479 M.

2.6.4 Maksurah,
merupakan artefak bangunan berukir peninggalan masa lampau yang memiliki nilai estetika unik dan indah. Karya seni ini mendominasi keindahan ruang dalam masjid. Artefak Maksurah didalamnya berukirkan tulisan arab yang intinya memulyakan ke-Esa-an Tuhan Allah SWT. Prasasti di dalam Maksurah menyebut angka tahun 1287 H atau 1866 M, di mana saat itu Adipati Demak dijabat oleh K.R.M.A. Aryo Purbaningrat.

2.6.5 Pintu Bledeg,
pintu yang konon diyakini mampu menangkal petir ini merupakan ciptaan Ki Ageng Selo pada zaman Wali. Peninggalan ini merupakan prasasti “Condro Sengkolo” yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani, bermakna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.

2.6.6 Mihrab atau tempat pengimaman,
didalamnya terdapat hiasan gambar bulus yang merupakan prasasti “Condro Sengkolo”. Prasasti ini memiliki arti“Sariro Sunyi Kiblating Gusti”, bermakna tahun 1401 Saka atau 1479 M (hasil perumusan Ijtihad). Di depan Mihrab sebelah kanan terdapat mimbar untuk khotbah. Benda arkeolog ini dikenal dengan sebutan Dampar Kencono warisan dari Majapahit.

2.6.7 Dampar Kencana,
benda arkeologi ini merupakan peninggalan Majapahit abad XV, sebagai hadiah untuk Raden Fattah Sultan Demak I dari ayahanda Prabu Brawijaya ke V Raden Kertabumi. Semenjak tahta Kasultanan Demak dipimpin Raden Trenggono 1521 – 1560 M, secara universal wilayah Nusantara menyatu dan masyhur, seolah mengulang kejayaan Patih Gajah Mada.

2.6.8 Soko Tatal / Soko Guru,
yang berjumlah 4 ini merupakan tiang utama penyangga kerangka atap masjid yang bersusun tiga. Masing-masing soko guru memiliki tinggi 1630 cm. Formasi tata letak empat soko guru dipancangkan pada empat penjuru mata angin. Yang berada di barat laut didirikan Sunan Bonang, di barat daya karya Sunan Gunung Jati, di bagian tenggara buatan Sunan Ampel, dan yang berdiri di timur laut karya Sunan Kalijaga Demak. Masyarakat menamakan tiang buatan Sunan Kalijaga ini sebagai Soko Tatal.

2.6.9 Situs Kolam Wudlu.
Situs ini dibangun mengiringi awal berdirinya Masjid Agung Demak sebagai tempat untuk berwudlu. Hingga sekarang situs kolam ini masih berada di tempatnya meskipun sudah tidak dipergunakan lagi.


2.6.10 Menara,
bangunan sebagai tempat adzan ini didirikan dengan konstruksi baja. Pemilihan konstruksi baja sekaligus menjawab tuntutan modernisasi abad XX. Pembangunan menara diprakarsai para ulama, seperti KH.Abdurrohman (Penghulu Masjid Agung Demak), R.Danoewijoto, H.Moh Taslim, H.Aboebakar, dan H.Moechsin .
3
BAB PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah kami melakukan kunjungan dan pengamatan baik pada masjid tersebut maupun sumber-sumber informasi yang lain secara seksama maka kami dapat menarik kesimpulan :
a) Masjid Agung Demak tidak memiliki bentuk masjid pada umumnya, melainkan seperti adaptasi dari tempat peribadahan agama hindu dengan bentuk kubah gaya masjid melayu.
b) Berdasarkan arsitektur Masjid Agung Demak dan masjid Menara Kudus, disimpulkan bahwa para ulama penyebar tauhid di Tanah Jawa memiliki kemampuan untuk mengharmoniskan kehidupan sosial di tengah masyarakat Hindu yang begitu dominan.

3.2 Saran
 Sebagai umat islam kita harus memelihara masjid dan bangunan lain yang merupakan simbol agama islam.
 Kita harus mengenali dan memahami sejarah tentang agama islam di Indonesia.
 Belajarlah dengan giat untuk mendapatkan hasil yang maksimal / yang kamu inginkan.

3.3 Daftar Pustaka
 Akasah, Hamid. 13 Oktober 2006. “Menulusuri Lokasi Bekas Keraton Demak”. CV. Cipta Adi Grafika.
 Akasah, Hamid dan Aby Azizy. 13 Oktober 2006. “Babad Tanah Jawa (Majapahit-Demak-Pajang)”. CV. Cipta Adi Grafika.
 Web: http://www.wikipedia.org/
http://www.demak.go.id/
Indotoplist.com

naskah drama cinderella

naskah drama cinderella
CINDERELLA

Suatu pagi Cinderella sedang membersihkan rumah, tanpa sengaja ia menjatuhkan guci dan pecah.
Ibu : “Cinderella apa yang kamu lakukan? Kamu telah memecahkan guci kesayanganku. Dasar anak tidak tau diuntung! Sekarang kamu masuk gudang! Dan kamu tidak mendapat jatah makan selama satu minggu.”
Cinderella : “Maaf Ibu, saya tidak sengaja memecahkan vas ini…”

Ibu tidak mempedulikan kata-kata Cinderella dan mendorong Cinderella masuk ke gudang. Cinderella menangis. Tiba-tiba muncul sosok makhluk.
Gatot : “Oh, Putri Cinderellaku cantik jelita menawan hati, mengapa dirimu bersedih?”
Cinderella : “Kamu siapa?” (terkejut)
Gatot : “Nama saya Gatot. Dan ini Kaca. Dalam bahasa Jawa disebut “kaca”. Jadi kamu bisa panggil saya Gatotkaca. Dan ini…”
Tiba-tiba muncul sosok makhluk lain.
Sri : “Namaku Sri dan ini Kendi. Dalam bahasa Jawa disebut “kendi”. Jadi panggil aku Srikendi.”

Gatotkaca dan Srikendi pun menari-nari yang membuat Cinderella tertawa. Pada saat itu juga, dua saudara tirinya mendengar suara berisik dari dalam gudang.
Kakak 1 : “Ssss… suara apa itu Kak?”
Kakak 2 : “Itu pasti suara Cinderella. Yuk kita lihat.”
Kakak 1 : “Cinderella!!! (sambil mendobrak pintu) Apa yang kamu lakukan?”
Kakak 2 : “Kenapa kamu tertawa-tawa sendiri? Sudah gila kamu. Lihat itu kerjaan di dapur masih banyak.”
Cinderella : (tertunduk) “Hiks… hiks… hiks…” (menangis)
Kakak 2 : “Dasar cengeng!” (mendorong Cinderella sampai jatuh tersungkur ke lantai)
Kakak 1 : “Akan aku bilangin Mami kamu… Nyahok!”

Sementara itu, di kerajaan Raja dan Ratu sedang pusing memikirkan Pangeran. Pangeran yang sudah dewasa tapi belum mempunyai istri.
Ratu : “Bagaimana ini, Baginda? Pangeran sudah dewasa, tetapi dia belum mempunyai istri.”
Raja : “Jangan sedih, Ratu. Kita akan mencari jalan keluarnya.”
Ratu : “Jalan keluar apa, Baginda?”
Raja : “Ratu, bagaimana kalau kita mengadakan pesta untuk Pangeran dengan mengundang gadis-gadis cantik di seluruh negeri?”
Ratu : “Pesta dengan gadis-gadis cantik? Ouh… Baginda, saya sangat setuju.”
Raja : “Baiklah, akan kupanggil ajudan untuk membuat surat pengumuman. Ajudan….!”
Ajudan : “Iya, Baginda. Ada apa gerangan?”
Raja : “Buatlah surat pengumuman pesta. Sebarkan ke seluruh negeri dan umumkan rencaa kita untuk mengadakan sebuah pesta.”
Ajudan : “Baik, Baginda.”

Ajudan keliling ke seluruh negeri dan sampailah di rumah Cinderella.
Ajudan : Tok… tok… tok…
Ibu : “Iya…!!!” (dengan nada tinggi)
Ajudan : “Permisi, Nyonya. Saya utusan dari kerajaan untuk menyerahkan surat undangan pesta di kerajaan.”
Ibu : “Pesta???”
Ajudan : “Ya, pesta untuk mencarikan calon istri Pangeran”
Ibu : “Ya, pasti kami datang.”
Ajudan : “Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi dulu.”

Setelah Ajudan pergi, Ibu langsung menemui kedua anaknya.
Ibu : “Anak-anakku, lihat ini…”
Kakak 1&2 : “Ada apa, Ibu?”
Ibu : “Lihat berita dari prajurit istana. Istana akan membuat pesta untuk Pangeran. Dia ingin mencari pendamping hidupnya. Kalian ingin kan jadi istri Pangeran dan hidup di istana?
Kakak 1 : “Pasti, Bu. Pasti Pangeran akan memilih aku menjadi permaisurinya. Aku akan memakai gaun yang indah dalam pesta itu. Dan pangeran akan memilihku.”
Kakak 2 : “Apa kamu bilang? Kamu akan dipilih jadi permaisuri? Tidak salah? Pasti Pangeran akan memilih aku, karena aku lebih cantik daripada kamu.”
Cinderella : “Ibu… bolehkah aku ikut ke pesta itu?”
Ibu : “Apa kamu bilang? Kamu pikir kamu siapa? Aku tidak akan mengizinkanmu datang ke pesta itu.” (sambil memandang kedua anaknya)
Cinderella : “Mengapa, Ibu? Bukankan aku juga anakmu?” (sambil menangis)
Ibu : “Oh… begitu. (sambil memikirkan sesuatu) Baiklah kamu boleh ikut dan dating ke pesta itu. Tapi, kamu harus membersihkan seluruh isi rumah, mencuci baju, mencuci piring, menyapu lantai dan sapu semua halaman rumah, baru kamu boleh pergi ke pesta itu.”
Cinderella : “Terima kasih, Ibu. Aku akan segera melakukan pekerjaan itu.”

Tetapi dari luar gudang, Ibu mengunci pintu gudang agar Cinderella tidak bisa datang ke pesta itu. Setelah beberapa saat…
Cinderella : “Ibu… Ibu… jangan tinggalkan aku…” (Cinderella berteriak dan menangis, tapi Ibu tirinya tak mempedulikan)
Gatot : “Oh… putri Cinderellaku, ada apa gerangan yang membuatmu sedih?”
Srikendi : (sambil mengusap kendi) Oh… putriku… jangan sedih, sayang!”

Cinderella hanya tersenyum simpul dan menceritakan apa yang terjadi.
Gatot : “Jangan sedih putri… kami akan membantumu keluar dari tempat ini dan bisa pergi ke pesta.”
Sri : “Iya putriku… jangan khawatir.”
Cinderella : “Tetapi bagaimana caranya? Aku saja tidak bisa keluar dari sini. Dan aku tidak punya gaun yang bagus.” (sambil menangis)
Gatot : “Jangan menangis putriku sayang. Aku dan Sri pasti akan membantumu.”
Sri : “Iya, putriku. Kamu jangan sedih.”
Cinderella : “Terima kasih, Gatot. Terima kasih, Sri. Aku tidan tahu harus bilang apa saa kalian.” (menangis terharu dan memeluk Sri)
Gatot : “Sri, sekarang mari kita beraksi!”
Sri : “Ayo, soulmateku.”
Gatot : “Apa yang bisa aku lakukan?”
Sri : “Aku tahu. Kamu mempercantik wajah putri dengan kaca ajaibmu.”
Gatot : “Yupz…” (dia menggerakkan kacanya)
Sri : “Hap…” (mengeluarkan sesuatu dari kendinya)

Seketika Cinderella berubah penampilan, tapi…
Gatot : “Tidak… tidak… ini tidak bagus. (agak mengejek) Gaunnya juga jelek.”
Sri : “Lihat wajah putri pun tidak karuan. Bagaimana kamu ini?”

Kemudian Gatot kembali menggerak-gerakkan kacanya dan Srikendi juga kembali mengambil sesuatu dari kendinya.
Gatot : “Wow… Sempurna!” (kagum)
Sri : “Yeah… Kamu kelihatan sangat cantik, putriku.”
Cinderella : “Wah… Aku tidak percaya ini semua bisa terjadi. (terkejut)
Terima kasih Gatot, Sri.”
Gatot : (mengubah buah durian menjadi kereta kencana yang sangat megah)
“Ini untukmu, Tuan Putri.”
Sri : “Wah… Tumben otakmu encer. Biasanya kan kamu mikir memakai lutut.”

Cinderella pergi ke istana dengan perasaan senang dan bahagia. Di istana, para tamu undangan sudah berkumpul di tempat dansa. Segera Ibu tiri dan kedua anaknya menghampiri Pangeran.
Ibu : “Pangeran, berdansalah dengan anak-anakku. Mereka begitu cantik dan menawan. Pilihlah salah satu, Pangeran.”
Kakak 1 : “Pilih aku saja, Pangeran. Aku lebih cantik dan pintar menari daripada dia.”
Kakak 2 : “Pangeran tidak akan memilihmu. Dia pasti lebih memilih aku.”
Kakak 1 : “Tidak. Pangeran pasti memilih aku.”
Kakak 2 : “Pasti memilih aku.”
Kakak 1 : “Pilih aku, Pangeran.”
Kakak 2 : “Pilih aku saja, Pangeran.” (bertengkar)

Pangeran bingung. Tiba-tiba Cinderella data dan semua undangan yang tadinya sibuk sendiri mata mereka langsung tertuju pada Cinderella. Pangeran yang melihat kecantikan Cinderella langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.
Pangeran : “Wahai putri yang sangat cantik. Maukah kau berdansa denganku?
(sambil menjulurkan tangannya)
Cinderella : (mengangguk, lalu menjalurkan tangannya juga)

Pangeran dan Cinderella lalu berdansa dengan asyiknyaq.
Pangeran : “Siapa namamu, putri cantik? Darimana kau berasal?”
Cinderella : “Itu tidak penting buatmu.”
Pangeran : “Mengapa tidak penting. Agu ingin tahu namamu. Kau sungguh cantik, Putri. Maukah kamu menjadi pendamping hidupku.”
Cinderella : “Pendamping hidupmu?”
Pangeran : “Beri tahu dulu siapa namamu?”
Cinderella : “Namaku Cin…”
Bel berbunyi. Teng… teng…teng…
Cinderella : “Pangeran aku harus pergi.” (bruk)
Pengeran : “Tunggu, Putri…”
Cinderella : “Tekleknya tertinggal.”

Keesokan harinya, Pangeran mengumumkan adanya sayembara ke seluruh RT. Barangsiapa yang dapat pas memakai teklek ini, maka akan menjadi pendamping Pangeran. Pangeran dan ajudannya mendatangi setiap rumah warga. Tibalah Pangeran dan ajudannya di rumah terakhir. Kedua anak Ibu Tiri menyuruh Cinderella untuk pergi menembak burung di laut. Tetapi pada intinya menyuruh Cinderella untuk bersembunyi agar Pangeran dan ajudannya tidak mengetahui ada Cinderella.
Tok… tok… tok…
Ibu : “Siapa di sana?”
(terkejut saat membuka pintu, saat melihat siapa yang datang)
Ajudan : “Pangeran akan mencari gadis untuk mencoba teklek ini. Siapa yang pas memakainya akan menjadi pendamping Pangeran.”
Ibu : “Anak-anakku… ayo kemari. Ada Pangeran di sini. Cepat kalian pakai teklek ini. Pasti salah satu dari kalian pas dan akan menjadi pendamping Pangeran.”
Kakak 1 : “Apa… Pangeran? Pangeranku…!”
Kakak 2 : “Bukan! Itu Pangeranku…” (menghampiri Pangeran)
Ajudan : “Para putri yang cantik, cobalah teklek ini.”
Kakak 1 : “Aku akan mencoba duluan.”
Kakak 2 : “Aku dulu…”
Kakak 1 : “Tidak. Aku dulu! Aku yang lebih tua.”
Kakak 2 : “Tidak bisa! Aku dulu!”
Ibu : “Hey… kalian jangan berebut. Aku dulu. Aku juga ingin menjadi permaisuri.”
Kakak 1&2 : “Huuh… Ibu!”
Kakak 1 : “Sekarang giliranku. Wah, ternyata kekecilan.”
Kakak 2 : “Sekarang giliran aku. Pasti muat!”

Setelah dipakai ternyata juga kekecilan
Pangeran : “Apakah tidak ada orang lain di rumah ini?”
Ibu : “Oh… Pangeran, di rumah ini hanya ada saya, kedua anak saya dan seorang pembantu.”
Pangeran : “Bawa ke sini pembantu itu…”
Ibu : “Tetapi Pangeran… Dia sedang tidak ada di rumah.”

Tiba-tiba Cinderella muncul dari balik pintu. Pangeran melihat kedatangannya dan semat mata mereka bertemu. Tetapi Cinderella langsung mengalihkan pandangannya dan pergi.
Pangeran : “Siapa gadis itu?”
Ibu : “Yang mana, Pangeran?”
Pangeran : “Baru saja aku melihatnya.”
Kakak 2 : “Paling Pangeran salah lihat.”
Pangeran : “Cepat, panggil dia kemari!”
Kakak 1 : “Tapi, dia hanya pembantu kusut. Tidak berguna.”
Pangeran : “Cepat!” (dengan nada marah)
Ibu : “Iy…iya, Pangeran. (ketakutan)
Cinderella…” (dengan nada tinggi)

Cinderella pun memasukkan kaki kanannya ke dalam teklek. Semua orang yang ada di situ terpana, terkejut, dan tidak percaya. Teklek itu sangat pas dan sesuai di kaki Cinderella. Kemudian Cinderella pun menceritakan kejadian yang sebenarnya. Ia juga menunjukkan teklek yang satunya. Pangeran sangat gembira, karena akhirnya ia menemukan cinta sejatinya.
Pangeran : “Maukah kau menjadi istriku?”
Cinderella : “Tentu saja, Pangeran.”

Dan pada akhirnya Cinderella dan Pangeran menikah. Kini dia hidup dalam kebahagiaan. Meski demikian, ia tidak lupa pada Ibu dan kedua kakak tirinya. Mereka juga dibawa Cinderella ke istana. Mereka pun menyadari kesalahannya dan merubah sikapnya terhadap Cinderella.

PROPOSAL PENYELENGGARAAN PAMERAN FOTO DAN SENJATA PPS WASPADA 2011

PROPOSAL
PENYELENGGARAAN PAMERAN FOTO DAN SENJATA
PPS WASPADA 2011

PENDAHULUAN
PPS WASPADA sebagai wadah pelestarian dan pengembangan salah satu budaya bangsa Indonesia, khususnya Pencak Silat, telah cukup lama berkiprah di bumi Nusantara ini. Bahkan telah merambah ke mancanegara. Dan tentunya tidak sedikit pasang surut peristiwa yang terjadi yang mengiringi sejarah perjalanannya.
Sejarah perjalanan Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong WASPADA akan dicoba ditampilkan dalam sebuah pameran foto. Foto – foto kegiatan, tokoh – tokoh yang mewarnai perjalanan WASPADA, beberapa peristiwa bersejarah yang sempat terekam kamera akan digelar. Sehingga seluruh generasi WASPADA dan masyarakat umum dapat melihat perjalanan Perguruan ini. Diharapkan generasi sekarang dapat mengetahui apa yang telah terjadi sebelumnya sehingga dapat memetik manfaat serta pelajaran guna langkah kedepan.
Hal yang lain adalah bahwa selama ini PPS WASPADA dikenal sebagai beladiri tangan kosong. Namun demikian pengenalan senjata adalah sebuah materi wajib yang diberikan mulai tingkat tertentu. Pengenalan senjata diperlukan sebagai cara untuk mengenal cara mematikan serangan senjata tersebut.
Dari pengenalan senjata – senjata tersebut Guru Besar WASPADA, Mas Poer, akhirnya mendapatkan ide untuk membuat senjata khas WASPADA. Bertahun – tahun beliau merancang, membuat, dan menguji coba senjata – senjata tersebut. Hingga akhirnya beberapa senjata telah beliau ciptakan. Senjata yang sesuai dengan filosofi tata gerak WASPADA. Dan dalam pameran ini akan ditampilkan senjata – senjata rancangan beliau serta senjata – senjata lain yang biasa digunakan dalam pencak silat.
Pameran foto sejarah perjalanan PPS WASPADA serta senjata yang direncanakan untuk diselengggarakan pada 18 – 20 Agutus 2011 nanti, bersamaan dengan acara Tradisi 2011 diantaranya adalah untuk menggugah kembali semangat perintisan yang telah ada.
Semoga Tuhan yang Maha Kuasa selalu memberikan jalan yang terbaik untuk kita semua.

MAKSUD DAN TUJUAN
1. Menumbuhkembangkan rasa memiliki Perguruan sehingga melahirkan penerus-penerus Perguruan yang bertanggung jawab dan berdedikasi tinggi, serta mau dan mampu melaksanakan TRI PRASETYA WASPADA.
2. Untuk pembelajaran bagi generasi sekarang untuk tidak melupakan sejarah perguruan.
3. Agar anggota menyadari betapa pentingnya arti dokumentasi bagi Perguruan.

WAKTU & TEMPAT
Waktu : 18 – 20 Agustus 2011
Tempat : Padepokan WASPADA Parang Kusumo dan sekitarnya

DESKRIPSI KEGIATAN
1. Foto yang dipamerkan adalah dokumentasi kegiatan perguruan.
2. Foto-foto perintis Perguruan, para Ketua Umum PPS WASPADA, Dewan Guru, akan dicetak dan pigura tersendiri , ukuran 16 R ( 17 unit).
3. Tiap cabang, maupun perseorangan yang memiliki dolkumentasi kegiatan perguruan diharapkan sumbangsihnya dengan mengirimkan soft copy foto ke Panitia untuk di lakukan kolektif selektif terhadap foto - foto tersebut
4. Soft copy foto ( foto dalam format jpg, BMP ) dapat dikirimkan melalui email : info@silatwaspada.org
5. Foto – foto akan akan dipamerkan dalam format cetak dan slide.

RENCANA ANGGARAN
c. Pengeluaran
• Administrasi : Rp. 5.000.000,00
• Dokumentasi : Rp. 3.000.000,00
• Publikasi :Rp. 1.400.000,00
• Dekorasi : Rp. 1.600.000,00
• Perlengkapan : Rp. 2.000.000,00
• Lain – lain : Rp. 1.000.000,00
d. Sumber Dana
• Dana Bantuan : Rp. 3.000.000,00
• Iuran Anggota : Rp. 5.000.000,00
• Donatur : Rp. 1.000.000,00
• Lain – Lain : Rp. 4.000.000,00


PENUTUP
Demikian proposal pelaksanaan Pameran foto dan senjata 2011 ini. Kami mengharapkan kerjasama dengan semua pihak yang terkait. Atas dukungan yang diberikan untuk terselenggaranya kegiatan Pameran Foto dan Senjata 2010 PPS WASPADA dengan sukses kami ucapkan terimakasih.


Kediri, 5 Mei 2011
Guru Besar Sekretaris



Poerwadi S. Sujadi

Hewan yang Haram Dimakan

Hewan yang Haram Dimakan
Beberapa waktu yang lalu, dalam sebuah acara "kuliner" di salah satu mass media, ditampilkan menu masakan yang tidak biasa. Apa itu? Katak. Ya, seekor hewan yang kita kenal sebagai hewan amphibi itu, dimasak, digoreng, ditumis layaknya daging sapi, kambing atau ayam.

Bagi sebagian masyarakat suku Jawa, menu masakan ini merupakan menu favorit karena rasanya yang lezat kata mereka . Bahkan sebagian mereka mempercayai bahwa daging katak dapat menyebuhkan penyakit tertentu.

Tetapi, sebagai seorang muslim yang senantiasa berhati - hati terhadap makanan yang akan masuk ke dalam perutnya, tentu harus tahu dan memastikan kehalalan makanan tersebut untuk dikonsumsi. Bukankah, mengkonsumsi makanan yang haram baik secara dzatiyah maupun sumber makanan itu sendiri, merupakan salah satu penyebab tidak dikabulkannya doa - doa kita kepada Allah Azza Wa Jalla ?

Maka pada kesempatan kali ini, kami menuliskan materi tentang beberapa jenis hewan / binatang yang haram dikonsumsi menurut syariat.

Semoga Allah senantiasa menambahkan ilmu yang bermanfaat bagi kita sekalian. Amin.

1. DAGING HEWAN DALAM QS. AL-MAIDAH : 3 DAN AL BAQARAH : 173

Artinya : “Diharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih tidak dengan nama Allah, yang mati dicekik, mati dipukul, mati jatuh, mati berlaga, binatang yang telah dimakan binatang buas, kecuali yang dapat kamu sembelih,dan dilarang memakan binatang yang disembelih atas nama berhala. (Qs. Al-Maidah : 3).

Artinya : “Sesungguhnya diharamkan atasmu memakan bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih bukan dengan nama Allah. Maka barang siapa yang terpaksa memakannya sedang ia tidak menginginkan dan tidak pula melampaui batas, tidaklah ada dosa atasnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang “ (Qs. Al-Baqarah : 173).

2. DAGING KELEDAI JINAK.

Jumhur Ulama berpendapat tentang haramnya memakan daging keledai jinak berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :

Hadits dari Salamah bin Akwa radiallahuanhu, ketika menceritakan tentang daging yang mereka masak saat perang Khaibar. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertanya : “Daging apakah itu? “. Mereka menjawab: Daging keledai piaraan. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Bersabda : Tumpahkanlah masakan itu dan pecahkanlah periuknya! Seorang lelaki bertanya : Wahai Rasulullah, atau cukup kami tumpahkan isinya lalu kami cuci periuknya? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. menjawab: Atau begitu juga boleh” (HR Muslim 3592).

Hadits Abu Tsa’labah, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengharamkan daging keledai piaraan” (HR Muslim 3582). Dan larangan dari riwayat yang lain Seperti Ali, Ibnu Umar dan sahabat yang lainnya.

Dalam hadits lainnya, dari Jabir radhiallahu ‘anhuma berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam- mengharamkan -yakni saat perang Khaibar- daging keledai jinak dan daging bighol. (HR. Ahmad dan At-Tirmidzy)

*) Bighol : hewan hasil peranakan antara kuda dan keledai.

Faidah : Daging Keledai Liar Hukumnya Halal

Karena daging keledai piaraan (jinak) telah diharamkan maka mafhum mukhafalah-nya (kebalikan) berarti daging keledai liar adalah boleh untuk dimakan. Hal ini sudah menjadi ijma Ulama. Konsumsi daging ini telah diriwayatkan dari Nabi dan para sahabat beliau.

Disebutkan dalam hadits Qatadah, bahwa dia bersama orang-orang yang ihram -sedangkan ia dalan keadaan halal (tidak ihram)- kemudian nampaklah oleh mereka keledai-keledai liar. Abu Qatadah langsung menangkap salah satu dari keledai tersebut dan menyembelihnya, lalu membawanya kepada mereka. Merekapun memakan sebagian daging tersebut dan berkata “(Bolehkan) kita memakan daging buruan padahal kita sedang ihram ?” mereka pun membawa daging yang tersisa ke pada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Makanlah yang tersisa dari dagingnya.” (HR Bukhari dan Muslim ).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwasannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkata kepada mereka, “Apakah kalian membawa sebagian daging keledai tersebut ?” Mereka menjawab, “Kami membawa kakinya (oahanya).” Ibnu Qatadah berkata, Kemudia Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun memakannya.

3. SEGALA JENIS BINATANG BUAS YANG BERTARING

Setiap hewan yang memiliki taring untuk membunuh mangsanya baik hewan itu liar (singa, macan, srigala dll) maupun hewan tersebut jinak (kucing, anjing dll) maka menurut jumhur Ulama hal tersebut tidak boleh/diharamkan, berdasarkan dalil-dalil berikut ini :

Hadits Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, bahwasannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Segala jenis binatang buas yang bertaring haram dimakan.” (HR Muslim).

Hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melarang setiap binatang buas yang bertaring dan setiap burug yang bercakar tajam.” (HR Muslim, Abu Dawud dan An-Nasa’i).

Diriwayatkan dari Ibnu Az-Zubair, dia berkata, Saya pernah bertanya kepada Jabir radhiallahu anhu mengenai harga anjing dan kucing, lalau dia menjawab, “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengecam (melarang) hal itu.” (HR Shahih Muslim).

Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, bahwasannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda, “Sesungguhnya jika Allah mengharamkan pada suatu kaum untuk memakan sesuatu, maka Dia mengharamkan juga harga (jual-belinya) pada mereka.” (HR Abu Dawud).

Dan hewan jenis ini , termasuk di dalamnya burung jenis predator seperti elang, gagak, rajawali dan sejenisnya yang memangsa/melukai buruannya dengan cakarnya yang tajam. Wallahu A’lam.

Faidah : Kelinci adalah Halal

Menurut Jumhur Ulama, daging kelinci adalah halal, berdasarkan hadits Anas radhiallahu anhu dia berkata : “Kami mengejar seekor kelinci. Orang-orang berhasil mengepungnya dan menangkapnya. Kemudian aku mengambilnya dan membawanya kepada Abu Thalhah. Ia lantas menyembelihnya dan mengirimkan pahanya kepada Rasulullah lalu beliau menerimanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

4. KELOMPOK BINATANG YANG DIPERINTAHKAN UNTUK DIBUNUH DAN DILARANG DIBUNUH

Hewan yang diperintahkan untuk dibunuh, yakni :
a. Tikus
b. Kalajengking
c. Burung gagak dan sejenisnya/burung layang-layang
d. Anjing predator
e. Tokek/Cicak
f. Ular.

Berdasarkan hadits – haduts berikut ini :
• Diriwayatkan dari Aisyah –radiallahu ’anha- dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, artinya : “Ada lima binatang yang boleh dibunuh ditanah haram: Tikus, Kalajengking, Burung layang-layang/Sejenis gagak dan anjing predator.” (HR. Bukhari dan Muslim).
• Dalam riwayat lainnya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, artinya : ” Ada lima hewan membahayakan yang boleh dibunuh di tempat halal dan haram, yaitu ular, burung gagak yang berwarna belang-belang, tikus, anjing yang suka menggigit, dan burung hudaya (sejenis rajawali).” (HR. Muslim).
• Dari Sa’ad bin Abi Waqqash dia berkata: “Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh cicak, dan beliau menyebutnya sebagai fuwaisiq (fasik kecil).” (HR. Muslim no. 2238)
• Dalam riwayat lainnya Nabi Alaihishshalatu Wassalam bersabda, artinya :“Barangsiapa yang membunuh cicak pada pukulan pertama maka dituliskan untuknya seratus kebaikan, jika dia membunuhnya pada pukulan kedua maka dia mendapatkan pahala kurang dari itu, dan pada pukulan ketiga maka dia mendapatkan pahala kurang dari itu.” (HR. Muslim no. 2240).
• Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ’anhu, dia berkata “Kami tengah bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di sebuah gua, dan saat itu turun pada beliau ayat ‘Demi Malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan‘ (QS Al-Mursalaat:1). Ketika kami mengambil air dari mulut goa, tiba-tiba muncul seekor ular dihadapan kami. Beliaupun bersabda, ‘Bunuhlah ular itu‘ Kami pun berebut membunuhnya, dan aku berhasil mendahului. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ‘Semoga Allah melindungi dari kejahatan kalian sebagaiman Dia melindungi kalian dari kejahatannya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Binatang-binatang ini diperintahkan untuk dibunuh karena termasuk bainatang yang menjijikkan dan tidak diterima oleh tabiat yang sehat.

Sedangkan hewan yang dilarang dibunuh menurut syariat, yakni :
a. Semut
b. Lebah
c. Burung HudHud
d. Burung Shurad
e. Katak

Hewan-hewan dilarang dibunuh berdasarkan hadits-hadits berikut :
• Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, dia berkata, “Rasulullah melarang kami membunuh empat macam binatang: Semut, lebah, burung hudhud dan burung shurad.” (HR. An-Nasa’i dan Ahmad).
• Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Utsman radhiallah anhu, dia berkata, “Seorang tabib menyebut resep obat di hadapan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan menyebut katak sebagai salah satu resepnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun melarang membunuh katak.”
Dari haramnya memakan binatang yang dilarang untuk dibunuh dapat disimpulkan mengenai larangan menyembelihnya, sehingga hewan-hewan ini tidak halal disembelih. Sebab seandainya ia halal dimakan, tentu tidak dilarang untuk dibunuh.

Banyak di antara ulama yang menyebutkan sebuah kaidah yang berbunyi :

Semua hewan yang boleh dibunuh maka dia haram untuk dimakan, dan hal itu menunjukkan pengharaman, karena perintah untuk membunuhnya hewan ternak yang boleh dimakan tapi bukan bertujuan untuk dimakan-, menunjukkan kalau dia adalah haram. Kemudian, yang nampak dan yang langsung dipahami bahwa semua hewan yang Rasulullah izinkan untuk membunuhnya tanpa melalui jalur penyembelihan yang syar’iyah adalah hewan yang haram untuk dibunuh. Karena seandainya dia bisa dimanfaatkan dengan dimakan maka beliau pasti tidak akan mengizinkan untuk membunuhnya, sebagaimana yang jelas terlihat. Lihat Bidayah Al-Mujtahid (1/344) dan Tafsir Asy-Syinqithi (1/273).

5. JALLALAH

Jallalah adalah hewan pemakan barang-barang najis atau sebagian besar makanannya adalah barang-barang najis .seperti Unta, sapi, kambing dll jika diberi makan barang-barang najis.

Dari definisi ini jelaslah bahwa seluruh binatang yang diberi makanan kotoran masuk dalam kategori Jallalah baik itu sapi, kambing, unta atau jenis unggas seperti burung, ikan lele, ayam, bebek, atau yang lainnya yang banyak dijumpai di negeri kita ini.

Para ulama berselisih tentang hukum mengkonsumsi hewan jallalah. Namun yang rajih (kuat) -insya Allah- adalah pengharaman memakan daging dan susu hewan jallalah. Berdasarkan hadits Ibnu Umar radhiallahu anhuma, beliau berkata :“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang memakan daging hewan jallalah dan susunya.” (HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Al Tirmidzi dan dinilai hasan olehnya).

Para ulama menyatakan bahwa Hewan jallalah ini dapat berubah kembali kepada asalnya dan boleh dimakan kembali daging dan susunya setelah dikurung (karantina) dan diberi makan makanan yang halal dan baik. Namun mereka bersilang pendapat tentang ukuran waktu mengurungnya tersebut, ada yang menyatakan tiga hari dan ada yang lebih.

Namun yang rajih insya Allah adalah tidak ada ukuran pasti tentang hal itu, sehingga kapan diperkirakan dengan perhitungan yang benar hilangnya pengaruh najis kotoran tersebut dari daging dan susu hewan tersebut. Sebab tidak ada satu pun dalil pasti tentang hal ini dan yang terpenting adalah hilangnya pengaruh kotoran yang dikonsumsi tersebut dari daging atau susu hewan tersebut. Sebagaimana dirojihkan Syeikh DR. Sholeh Al Fauzan dalam kitab Al Ath’imah dan ini merupakan salah satu pendapat mazhab As Syafi’iyah.

Wallahu A’lam.