Jumat, 29 April 2011

OBJEK WISATA MASJID DEMAK

OBJEK WISATA MASJID DEMAK


Disusun untuk Melengkapi Tugas Studi Kenal Alam dan lingkungan(SKAL 2011)
Oleh : Kelompok 4
M. ZUHDA WAHYU PURNOMO (7)
M. ZUHRIN NADA MAHENDRA (8)
JESSICA PUTRI WANDIRA (27)
LAYYINA SYIFAK (28)
LINDA ARISTA DEWANTY (29)
MAULINDA ISNA MUHANIFA (30)
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KEDIRI 2
Jl. Sunan Ampel No. 12 Telp. (0354)687895 Ngronggo Kediri 64127
e-mail : mtsn_kdr_2@yahoo.co.id
2010 / 2011
Laporan
SKAL 2011
Ini telah disetujui dan di sahkan oleh :








Mengetahui
Kepala Madrasah Pembimbing


Drs. Mustain Ana Soery S,Pd
NIP.196470151996031001 NIP.197404212007102001
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
• MOTTO:
 M. ZUHDA WAHYU PURNOMO
 Lebih baik menjadi sahabat daripada teman yang tidak setia
 M. ZUHRIN NADA MAHENDRA
 Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.
 JESSICA PUTRI WANDIRA
 Ilmu tidak akan pudar, jika kita terus belajar…..!
 LAYYINA SYIFAK
 Lebih mudah mencari musuh daripada mencari teman (sahabat)
 LINDA ARISTA DEWANTY
 Prestasi gemilang, masa depan cerah terbentang
 MAULINDA ISNA MUHANIFA
 Pengen pintar……!
Makanya belajar…….!!!


• PERSEMBAHAN:
Makalah ini kami persembahkan untuk orang – orang tercinta kami :
1. Untuk bapak Drs. Mustain selaku kepala MTsN Kediri II
2. Untuk ibu Dewi Istiqomah, S.Pd selaku wali kelas kami
3. Untuk ibu Ana Soeri S,S.Pd selaku guru pembimbing kami
4. Untuk orang tua kami dan Semua pembaca makalah ini.











KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami semua dapat menyelesaikan laporan Studi Kenal Lingkungan Alam (SKAL) ini dengan segala kelebihan dan kekurangan kami.
Sholawat serta salam semoga tetap tertujukan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliah menuju jaman yang terang ini yakni islam.
Tak lupa kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan SKAL in yaitu :
1. Untuk bapak Drs. Mustain selaku kepala MTsN Kediri II,
2. Untuk ibu Dewi Istiqomah, S.Pd selaku wali kelas kami,
3. Untuk ibu Ana Soeri S,S.Pd selaku guru pembimbing kami,
4. Untuk orang tua kami yang selalu mendukung kami, dan
5. Untuk teman – teman kami yang telah membantu.
Kami menyadari bahwa laporan SKAL ini jauh dari kesempurnaan sehingga saran dan kritik kami harapkan untuk menjadikan acuan bagi kami dan siswa yang lain agar menjadi lebih baik di kemudian hari.
Besar harapan kami, laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Amien!
DAFTAR ISI
Laporan persetujuan 2
Motto 3
Persembahan 4
Kata pengantar 5
Daftar isi 6
1. BAB PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang 8
1.2. Tujuan penulisan 8
1.3. Pembatasan masalah 9
1.4. Sumber data dan metode penelitian 9
2. BAB PEMBAHASAN ( ANALISIS )
2.1. Sejarah Pembangunan Masjid Agung Demak 10
2.2. Arsitek ( Bentuk Bangunan ) Masjid Agung Demak 11
2.3. Struktur Bangunan 12
2.4. Keistimewaan Masjid Demak 13
2.5. Museum Masjid Agung Demak 15
2.5.1. Kunjungan 16
2.5.2. Koleksi 16
2.6. Peninggalan Kerajaan Demak Yang Tersimpan Di Museum 17
2.6.1. Soko Majapahit 17
2.6.2. Pawestren 17
2.6.3. Surya Majapahit 17
2.6.4. Maksurah 18
2.6.5. Pintu Bledeg 18
2.6.6. Mihrab atau tempat pengimaman 18
2.6.7. Dampar Kencana 19
2.6.8. Soko Tatal / Soko Guru 19
2.6.9. Situs Kolam Wudlu 19
2.6.10. Menara 20
3. BAB PENUTUP
3.1. Kesimpulan 20
3.2. Saran 21
3.3. Daftar Pustaka 21
1
BAB PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keberadaan Masjid Demak tidak dapat dipisahkan dari sejarah penyebaran agama islam. Menurut sejarah pembangunannya, memang masyarakat demak lebih condong pada agama dan budaya islam karena pada dasarnya demak adalah pusat penyebaran Islam di pulau Jawa. Sebagai pusat penyabaran islam, Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali yang akan menyebarkan agama islam. Sehingga terciptalah kebersamaan atau Ukhuwah Islamiyah antara orang-orang islam. Dengan berkembangnya Islam di demak, maka Demak dapat berkembang sebagai kota dagang dan pusat penyebaran islam di Pulau Jawa.
Masjid Demak sendiri dibangun bersama-sama oleh para wali. Sehingga terdapat unsur-unsur yang tersembunyi pada masjid pertama di jawa tersebut. Begitu juga pengaruh hindu yang ada, sehingga bangunan Masjid Demak mengandung unsur-unsur adat hindu, seperti atapnya, tugu peyangga, dll.
1.2 Tujuan penulisan
a. Melengkapi tugas mata pelajaran B. Indonesia
b. Memberi informasi tentang masjid Agung Demak
c. Agar dapat bermanfaat bagi yang lain


1.3 Pembatasan masalah
Kami merumuskan masalah tentang:
1. Sejarah Pembangunan Masjid Agung Demak
2. Arsitek ( Bentuk Bangunan ) Masjid Agung Demak
3. Struktur Bangunan Dan Bagian-Bagian Dari Masjid Agung Demak
4. Keistimewaan Masjid Demak
5. Museum masjid agung demak
6. Peninggalan kerajaan demak yang masih tersimpan di museum masjid agung
1.4 Sumber data dan metode penelitian
Sebagai bukti kebenaran makalah SKAL ini, kami menggunakan beberapa metode, yaitu:
1. Telaah Pustaka
Telaah Pustaka ini dilakukan kurang lebih 3 hari dengan membaca berbagai literatur baik dari buku maupun internet.
2. Observasi
Observasi yang dilakukan bertepatan dengan kunjungan SKAL ke masjid Agung Demak pada Sabtu, tanggal 8 januari 2011.

2
BAB PEMBAHASAN ( ANALISIS )
2.1 Sejarah Pembangunan Masjid Agung Demak
Masjid agung demak merupakan salah satu masjid tertua di Pulau jawa yang didirikan oleh wali songo. Berdasarkan cerita tradisional, masjid ini didrikan oleh Sunan Kalijaga pada tahun 1478, sebelum zaman kejayaan kesultanan Demak. Meskipun sebelum zaman kejayaan Kesultanan Demak, masjid ini dapat dibangun dengan megah karena kebangkitan kota-kota pesisir di utara Jawa pada abad ke XV dan XVI. Namun kemungkinan besar masjid ini diibangun pada masa Arya Semangsang, cucu Raden Patah, yang berkuasa di Demak hingga tahun 1504.
Tahun berdirinya masjid ini dituliskan pada mihrap masjid dengan hiasan berupa kura-kura yang diintterpretasikan sebagai tanggal dibangunnya masjid itu. Kepalanya menunjukan angka 1, kakinya angka 4, badannya yang bulat melambangkan angka 0, dan ekorny anga 1, melambangkan tahun didirikannya adalah 1401 saka atau 1479 masehi. Di diding mihrab bagian dalam terdapat candarsengakala “saliro sunyi kibalthing gusti ” yang berarti tahun 1401 saka.
Masjid agung demak didirikan dalam tiga tahab, yaitu pada tahun 1466 bersamaan dengan dibangunnya pondok pesantren glagah wangi di bawah asuhan Sunan Ampel. Tahun ini diabadikan pada candra sengkala yang terdapat di pintu utama masjid yang berbunyi “upaya mulat salira wani” yang berarti 1388 saka atau 1466 masehi yang juga bertepatandengan 887 hijriyah. Tahap kedua tahun 1477, masjid kembali dibangun sebagai mesjid kadipaten Glagahwangi, Demak. Dan pada tahun 1478 ketika raden Patah diangkat sebagai Sulatan Demak I, masjid ini derenovasi dengan menambah tiga trap. Raden Fatah dsan Wali songo memimpin proses pembangunan masjid ini dibantu Rakyat sekitar. Sunan kalijaga mendapat tugas untuk memnentukan arah kiblat.
2.2 Arsitek ( Bentuk Bangunan ) Masjid Agung Demak
Masjid agung Demak dibangun dengan gaya khas Majapahit yang membawa corak kebudayaan Bali yang terpadu harmonis dengan rumah joglo khas jawa tengah. Bentuk adaptasi dari bangunan peribadatan agama Hindu yang merupakan wujud akulturasi dan symbol toleransi penyebaran agama islam di tengah-tengah masyarakat Hindu. Kondisi iklim tropis cukup banyak mempengaruhi pembangunan masjid. Bentuk bangunan banyak menggunakan bahan dari kayu sehingga pembuatan bentuk bulat dengan ukiran lengkung akan lebih mudah. interior bagian dalam juga menggunakan bahan dari kayua dengan ukiran yang indah.
Pengaruh arab dan masjid-masjid di timur tengah terlihat dengan adanya maqsura di depan mahrab yang ditandai dengan pagar untuk sembahyang pejabat tertinggi di daerah itu. Keempat soko guru berpenampang lingkaran, dikelilingi oleh du belas kolom dalam posisi denah bujur sangkar seperti kolom Yunani-Dorik. Antara kolom terdapat dinding sebagai pilaster yang terdapat bukaan dengan pelengkung patah seperti banyak terdapat pada masjid-masjid kuno India.
Ornament masjid cukup banyak berupa keramik denngan lukisan flora dan fauna, kebanyakan berupa burung, bunga, daun dan dahan. Dapat dipastikan pengaruh cina sangat besar, mengingat tidak sedikit pedagang cina yang bermukim di daerah demak. Piring-piring porselen digunakan juga sebagai hiasan pada dinding masjid.
2.3 Struktur Bangunan Dan Bagian-Bagian Dari Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak terdapat ditengah-tengah kta dan menghaadap ke alun-alun kota demak. Alun-alun selain berfungsi sebagai halaman juga berfungsi tempat penyelenggaraan upacara grbegdan pengumpulan warga saat akan disiarkan ajaran agama islam. Di sekeliling masjid terdapat kauman, yaitu pemukuman orang muslim. Di sebelah utara terdapat pasar dan pecinan, sedangkan di selatan alun-alun terdapat kampong sitinggil.
Luas keseluruhan dari Masjid Agunng Demak adalah 11.220 m2. Luas bangunan utamam masjid adalah 31x31 m, disamping terdapat serambi berukuran 25x31 m dengan panjang kelliling 35x2,35 m dan tatak rambat dengan ukuran 25x3 m. serambi masjid ditopang oleh 28 soko guru dengan tinggi 15,49m dengan daiameternya 1,45m, empat diantaranya adalah soko guru penyangga utama yang dikelilingi duabelas kolom dengan denah bujur sangkar. Tiang penyangga banguan berjumlah 28 buah, dan tiang kelilingnya berjumlah 16 buah.
Ruang utama untuk sholat berjamaah berukuran 25x26 m, ada di tengah-tengah banguanan.mihrab (tempat imam) ada dibagian depan ruang utama, berbentuk sebuah ruang kecil yang menghadap ke kiblat. Terdapat pawestren (ruang sholat untuk wanita) dengan luas 15x17,30m yang ada di sisi selatan masjid, yang dibangun oleh KRA Arya Purbaningrat pada tahun 1866. Sebelah kanan ruang uatam terdapat ruang khlawat atau maqsuro (ruang renungan) berukuran 2x2,5m yang dipakai para penguasa kesultanan demak untuk memohon petunjuk Allah. Seluruh ruangan dipenuhi oleh lukisan model majapahit, salah satu sudutnya terdapat kaligrafi yang memuliakan Allah.
Dilingkungan masjid terdapat komplek makam sultan demak dan kerabatnya. Komplek makam kasepuhan yang merupakamn makam Sultan Demak I dan II beserta kerabtnya yang tersiri atas 24 makam, serta makam Kaneman yang terdiri atas 24 makam yang merupakan makam Suktan Demak III dan kerabatnya. Makam di sebelah barat Lasepuhan dan Kaneman, yang terdiri atas makam Pangeran Arya Penangsang, Pangeran Jipang, Pangeran Arya Jenar, Pangeran Jaran Panoleh.
Di depan masjid terdapat menara yang dibangun tahun 1932 oleh belanda dari kerangka baja dengan tinggi 25m, seperti menara air. Pada puncaknya diletakkan semacam gardu berbentuk segi delapan dengan atap kubah bawang dengan tritisan keliling model masjid india. Kolam Wudlu dibangun mengiringi awal berdirinya Masjid Agung Demak sebagai tempat untuk berwudlu. Hingga sekarang situs kolam ini masih berada di tempatnya meskipun sudah tidak dipergunakan
2.4 Keistimewaan Masjid Demak
Keistimewaan masjid demak terdapat pada arsitekturnya yang merupakan perpaduan antara arsitektur nusantara yang bercorak hindu dengan arsitektur india, melayu, cina dan juga arab. Atap masjid demak berbentuk limas tersusun tiga yang berbentuk segitga sama kaki, yang keempat sisinya saling bertemu pada satu titik. Mustakanya berbentuk mirip bunga melati. Makna dari atap tumpang tiga ini adalah seorang yang beriman perlu menapaki tiga tingkatan penting dalam keberagamaannya, yaitu iman, islam dan ikhsan.
Bagian paling bawah dari atap limas itu disangga oleh empat tiyang utama (soko guru) yang sangat besar yang dibbuat oleh empat dari Sembilan wali. Saka guru sebelah tenggara adalah buatan sunan ampel, sebelah barat daya buatan sunan gunung jati, sebelah barat laut sunan boning dan sebelah timur laut yang tidak terbuat dari satu kayu utuh adalah buatan sunan kalijaga yang disebut saka teteg. Keempat saka guru itu dikelilingi oleh dua belas kolom dalam posisi denah bujur sangkar. Diserambi masjid terdapat soko majpahit yang merupakan hadiah dari Prabu Brawijaya V Raden Kertabumi ini diberikan kepada Raden Fattah ketika menjadi Adipati Notoprojo di Glagahwang i Bintoro Demak 1475 M.
Masjid agung demak mempunyai lima pintu yang saling menghubungkan bagian satu dengan bagian yang lain. Pintu ini bermakna sebagai rukun islam, yaitu syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji. Salah satu dari keenam pintu itu adalah Pintu Bledeg, pintu yang konon diyakini mampu menangkal petir ini merupakan ciptaan Ki Ageng Selo pada zaman Wali. Peninggalan ini merupakan prasasti “Condro Sengkolo” yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani, bermakna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H. Sedangkan jendelanya yang berjumlah eman merupakan symbol dari rukun iman, yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada nabi dan rosul, iman kepada kitab, iman kepada hari kiamat dan iman kepada qada dan qadar.

2.5 Museum Masjid Agung Demak
Sesuai dengan namanya, Museum Masjid Agung Demak terletak di dalam kompleks Masjid Agung Demak dalam lingkungan alun-alun kota Demak.
Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua di Pulau Jawa, didirikan Wali Sembilan atau Wali Songo. Lokasi Masjid berada di pusat kota Demak, berjarak + 26 km dari Kota Semarang, + 25 km dari Kabupaten Kudus, dan + 35 km dari Kabupaten Jepara.
Masjid ini merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan Glagahwangi Bintoro Demak. Struktur bangunan masjid mempunyai nilai historis seni bangun arsitektur tradisional khas Indonesia. Wujudnya megah, anggun, indah, karismatik, mempesona dan berwibawa. Kini Masjid Agung Demak difungsikan sebagai tempat peribadatan dan ziarah.

Penampilan atap limas piramida masjid ini menunjukkan Aqidah Islamiyah yang terdiri dari tiga bagian ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat “Pintu Bledeg”, bertuliskan “Condro Sengkolo”, yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.

Raden Fattah bersama Wali Songo mendirikan Masjid Maha karya abadi yang karismatik ini dengan memberi prasasti bergambar bulus. Ini merupakan Condro Sengkolo Memet, dengan arti Sariro Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401 Saka. Gambar bulus terdiri dari kepala yang berarti angka 1 ( satu ), kaki 4 berarti angka 4 ( empat ), badan bulus berarti angka 0 ( nol ), ekor bulus berarti angka 1 ( satu ). Bisa disimpulkan, Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka.

Di museum ini utamanya disimpan bagian-bagian soko guru yang rusak (sokoguru Sunan Kalijaga, sokoguru Sunan Bonang, sokoguru Sunan Gunungjati, sokoguru Sunan Ampel), sirap, kentongan dan bedug peninggalan para wali, dua buah gentong (tempayan besar) dari Dinasti Ming hadiah dari Putri Campa abad XIV, pintu bledeg buatan Ki Ageng Selo yang merupakan condrosengkolo berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani yang berarti angka tahun 1388 Saka atau 1466 M atau 887 H, foto-foto Masjid Agung Demak tempo dulu, lampu-lampu dan peralatan rumah tangga dari kristal dan kaca hadiah dari PB I tahun 1710 M, kitab suci Al-Qur’an 30 juz tulisan tangan, maket masjid Demak tahun 1845 – 1864 M, beberapa prasasti kayu memuat angka tahun 1344 Saka, kayu tiang tatal buatan Sunan Kalijaga, lampu robyong masjid Demak yang dipakai tahun 1923 – 1936 M.

2.5.1 Kunjungan:
Museum ini buka tiap hari dari Senin hingga Minggu jam kerja (08.00-16.00) dengan mengisi kas untuk pemeliharaan koleksi secara sukarela.

2.5.2 Koleksi antara lain :
Pintu bledeg buatan Ki Ageng Selo tahun 1466 M, dibuat dari kayu jati berukiran tumbuh-tumbuhan, suluran, jambangan, mahkota, dan kepala binatang (naga?) dengan mulut terbuka menampakkan gigi-giginya yang runcing. Menurut cerita, kepala naga tersebut menggambarkan petir yang kemudian dapat ditangkap oleh Ki Ageng Selo.
2.6 Peninggalan Kerajaan Demak Yang Masih Tersimpan Di Museum Masjid Agung Meliputi :
2.6.1 Soko Majapahit,
tiang ini berjumlah delapan buah terletak di serambi masjid. Benda purbakala hadiah dari Prabu Brawijaya V Raden Kertabumi ini diberikan kepada Raden Fattah ketika menjadi Adipati Notoprojo di Glagahwangi Bintoro Demak 1475 M.

2.6.2 Pawestren,
merupakan bangunan yang khusus dibuat untuk sholat jama’ah wanita. Dibuat menggunakan konstruksi kayu jati, dengan bentuk atap limasan berupa sirap ( genteng dari kayu ) kayu jati. Bangunan ini ditopang 8 tiang penyangga, di mana 4 diantaranya berhias ukiran motif Majapahit. Luas lantai yang membujur ke kiblat berukuran 15 x 7,30 m. Pawestren ini dibuat pada zaman K.R.M.A.Arya Purbaningrat, tercermin dari bentuk dan motif ukiran Maksurah atau Kholwat yang menerakan tahun 1866 M.

2.6.3 Surya Majapahit,
merupakan gambar hiasan segi 8 yang sangat populer pada masa Majapahit. Para ahli purbakala menafsirkan gambar ini sebagai lambang Kerajaan Majapahit. Surya Majapahit di Masjid Agung Demak dibuat pada tahun 1401 tahun Saka, atau 1479 M.

2.6.4 Maksurah,
merupakan artefak bangunan berukir peninggalan masa lampau yang memiliki nilai estetika unik dan indah. Karya seni ini mendominasi keindahan ruang dalam masjid. Artefak Maksurah didalamnya berukirkan tulisan arab yang intinya memulyakan ke-Esa-an Tuhan Allah SWT. Prasasti di dalam Maksurah menyebut angka tahun 1287 H atau 1866 M, di mana saat itu Adipati Demak dijabat oleh K.R.M.A. Aryo Purbaningrat.

2.6.5 Pintu Bledeg,
pintu yang konon diyakini mampu menangkal petir ini merupakan ciptaan Ki Ageng Selo pada zaman Wali. Peninggalan ini merupakan prasasti “Condro Sengkolo” yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani, bermakna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.

2.6.6 Mihrab atau tempat pengimaman,
didalamnya terdapat hiasan gambar bulus yang merupakan prasasti “Condro Sengkolo”. Prasasti ini memiliki arti“Sariro Sunyi Kiblating Gusti”, bermakna tahun 1401 Saka atau 1479 M (hasil perumusan Ijtihad). Di depan Mihrab sebelah kanan terdapat mimbar untuk khotbah. Benda arkeolog ini dikenal dengan sebutan Dampar Kencono warisan dari Majapahit.

2.6.7 Dampar Kencana,
benda arkeologi ini merupakan peninggalan Majapahit abad XV, sebagai hadiah untuk Raden Fattah Sultan Demak I dari ayahanda Prabu Brawijaya ke V Raden Kertabumi. Semenjak tahta Kasultanan Demak dipimpin Raden Trenggono 1521 – 1560 M, secara universal wilayah Nusantara menyatu dan masyhur, seolah mengulang kejayaan Patih Gajah Mada.

2.6.8 Soko Tatal / Soko Guru,
yang berjumlah 4 ini merupakan tiang utama penyangga kerangka atap masjid yang bersusun tiga. Masing-masing soko guru memiliki tinggi 1630 cm. Formasi tata letak empat soko guru dipancangkan pada empat penjuru mata angin. Yang berada di barat laut didirikan Sunan Bonang, di barat daya karya Sunan Gunung Jati, di bagian tenggara buatan Sunan Ampel, dan yang berdiri di timur laut karya Sunan Kalijaga Demak. Masyarakat menamakan tiang buatan Sunan Kalijaga ini sebagai Soko Tatal.

2.6.9 Situs Kolam Wudlu.
Situs ini dibangun mengiringi awal berdirinya Masjid Agung Demak sebagai tempat untuk berwudlu. Hingga sekarang situs kolam ini masih berada di tempatnya meskipun sudah tidak dipergunakan lagi.


2.6.10 Menara,
bangunan sebagai tempat adzan ini didirikan dengan konstruksi baja. Pemilihan konstruksi baja sekaligus menjawab tuntutan modernisasi abad XX. Pembangunan menara diprakarsai para ulama, seperti KH.Abdurrohman (Penghulu Masjid Agung Demak), R.Danoewijoto, H.Moh Taslim, H.Aboebakar, dan H.Moechsin .
3
BAB PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah kami melakukan kunjungan dan pengamatan baik pada masjid tersebut maupun sumber-sumber informasi yang lain secara seksama maka kami dapat menarik kesimpulan :
a) Masjid Agung Demak tidak memiliki bentuk masjid pada umumnya, melainkan seperti adaptasi dari tempat peribadahan agama hindu dengan bentuk kubah gaya masjid melayu.
b) Berdasarkan arsitektur Masjid Agung Demak dan masjid Menara Kudus, disimpulkan bahwa para ulama penyebar tauhid di Tanah Jawa memiliki kemampuan untuk mengharmoniskan kehidupan sosial di tengah masyarakat Hindu yang begitu dominan.

3.2 Saran
 Sebagai umat islam kita harus memelihara masjid dan bangunan lain yang merupakan simbol agama islam.
 Kita harus mengenali dan memahami sejarah tentang agama islam di Indonesia.
 Belajarlah dengan giat untuk mendapatkan hasil yang maksimal / yang kamu inginkan.

3.3 Daftar Pustaka
 Akasah, Hamid. 13 Oktober 2006. “Menulusuri Lokasi Bekas Keraton Demak”. CV. Cipta Adi Grafika.
 Akasah, Hamid dan Aby Azizy. 13 Oktober 2006. “Babad Tanah Jawa (Majapahit-Demak-Pajang)”. CV. Cipta Adi Grafika.
 Web: http://www.wikipedia.org/
http://www.demak.go.id/
Indotoplist.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar